Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca di Taman Alun-alun Cianjur

4 Februari 2016   02:41 Diperbarui: 4 Februari 2016   02:57 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bengkel Bahasa Inggris
Kegiatan tersebut dibimbing oleh relawan yang berlatar belakang guru bahasa Inggris. Layaknya bengkel, kegiatan Bengkel Bahasa Inggris untuk memperbaiki kesasalahan-kesalahan dan meningkatkan kemampuan anak-anak dalam berbahasa Inggris.

Program Komputer
Awal dibukanya program komputer bermodalkan satu netbook milik relawan. Seiring waktu siswa terus bertambah sementara alat cuma hanya ada satu, tak disangka tiba-tiba tim dari Tupperware datang memberikan bantuan beberapa komputer. Padahal, Kang Jejen dan kawan-kawan tidak pernah mengajukan proposal. Bantuan diberikan secara mendadak.

Garasi Sastra
“Rasanya kurang afdo[caption caption="Sumber : Facebook RumahBaca AsmaNadia Ciranjang"][/caption]l jika hanya menebarkan budaya baca saja, maka kami mengadakan garasi sastra. Tempat bimbingan belajar menulis yang digawangi oleh teman-teman Forum Lingkar Pena Cianjur.” Menurutnya, kegiatan membaca dan menulis itu bagaikan dua sisi pada mata uang logam, maka tak bisa dipisahkan. Membaca saja tidak cukup, maka harus dituangkan melalui tulisan. Garasi sastra tidak hanya mengajarkan menulis, melainkan belajar membacakan puisi, bernyanyi, bermain peran, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan asyik lainnya.

Tips Membuat Taman Bacaan dari Kang Jejen

Saat itu, saya juga sempat menanyakan bagaimana cara membuat taman bacaan yang terus bisa aktif hingga sekarang. “Kalau akang mau buat taman baca, ada baiknya kumpulkan buku secara perlahan dan berkerjasama dengan taman bacaan yang sudah ada. Bisa saja dilakukan sendiri. Tetapi kegiatan bisa lebih ringan jika mau bekerjasama dan belajar dari taman bacaan yang telah melakukan kegiatan lebih dulu.” Seperti kegiatan yang dilakukannya, taman bacaannya tak mati, karena berkerjasama dan berbagi pengalaman dengan taman bacaan lainnya.

Untuk pengumpulan buku bisa dilakukan dengan meminta kepada donor-donor dan juga bisa menggunakan media sosial seperti yang dia praktikkan hingga saat ini. Seiring waktu jika taman bacaan terus melakukan kegiatan, pasti bakal ada saja derwaman yang memberikan buku secara cuma-cuma. Buku yang tadinya hanya puluhan, bisa menjadi ribuan dalam lima tahun perjalanan taman bacaan yang dikelolanya.

Masalah pengeloaan, ia menyarankan taman bacaan agar dikelola oleh warga setempat yang memiliki kemauan mengembangkan kegiatan. Jadi taman bacaan hidup tak seumur jagung. Baru dibuat, sebulan kemudian tutup, karena ketidakmampuan dalam pengelolaan. Selain itu, jika mau mengembangkan taman bacaan sebaiknya fokus di daerah tertentu. Misalnya awalnya didirikan di kampung tempat tinggal Kang Jejen. Ada baiknya jika mau dikembangkan, fokus di wilayah satu kecamatan atau kabupaten yang sama. Sehingga lebih mudah mengkoordinir semua kegiatan taman baca tersebut.

Hingga saat ini, tahun kelima melakukan kegiatan, Kang Jejen terus mengembangkan taman bacaan ke berbagai desa dan kecamatan di Cianjur. Ia ingin anak-anak mudah dalam mengakses buku sebagai jendela pengetahuan dan memiliki sarana belajar lainnya, seperti komputer dan alat praktik belajar lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun