Tuhan, dipertengahan malam ini aku ingin kau dengar kataku
Kau tahu Tuhan,
Siang terik tadi anakku bertanya, kenapa aku tak berpuasa
Tak kuberi jawab atas tanya itu
Kuremah roti di hadapannya, kusuruh dia turut mengunyahnya
Kau tahu apa katanya Tuhan, Katanya Allah menciptakan manusia dengan dayanya masing-masing
Tak pulalah semua laku Ayah harus ditiru, itu katanya
Â
Tuhan, apa kau sengaja menitipkan anak untuk menghakimiku
Atau Kau mulai jumawa menunjukkan kuasaMu membisiki telinga anakku
Â
Katanya lagi Tuhan
Ayah, setelah kau tak pernah menikmati fajar
Aku diajari Ibu tentang berbagi makan sahur dan menanti Subuh
Dikala kau sedap rasa menikmati ayam goreng di waktu dhuha
Ibu mengajariku berhikmat kalau puasa sepanjang hari sebagai jalan menyeimbangkan jiwa
Dikala magrib kau asik di depan televisi
Ibu mengajariku bahwa kau tetaplah Imam, melayanimu hingga sadar pun pudar
Â
Tetapi apa kalimat pamungkasnya ya Tuhan,
Ayah, cobalah sehari saja kau temani Ibu sahur dan berbuka puasa
Rindu Ibu pada Tuhan, takkan sempurna tanpa keberadaan seorang Imam yang sesungguhnya
Â
Untuk melihat karya peserta lain silahkan kunjungi akun
Dan silahkan bergabung dengan group FB Fiksiana Community
Â
Ilustrasi : Menjemput malam (foto pribadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H