Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Akan Punah Manakala Amanah "Trisakti - Bung Karno" Tergadaikan

22 Desember 2018   21:00 Diperbarui: 22 Desember 2018   21:17 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebetulnya saya ingin meredam diri untuk tidak nulis politik. Tapi begitu membaca ujaran seorang teman jurnalis yang mengomentari pernyataan Prabowo Subianto perihal Indonesia akan punah jika dirinya kalah di Pemilu 2019 -- dalam sebuah diskusi yang digelar Lembaga Pemilih Indonesia bertajuk "Indonesia Pasca Pemilu, Prabowo Kalah, Indonesia Punah" (21/12), jadi gatal juga untuk meresponnya. 

Tapi di sini saya tidak ingin menanggapinya ujaran sang teman jurnalis itu yang dikutif dan dimuat di sebuah media online berjudul "IPW Duga Prabowo Tengah Siapkan Kerusuhan Pasca Pemilu", yang menurut saya ujarannya itu sudah tendensius.

Karena dalam hal ini saya tidak ingin terjebak dalam polemik diskusi pada hal-hal yang sifatnya gagal paham.

Saya bukan relawan Prabowo -- Sandi, bukan pula tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo -- Sandi. Dan dalam konteks ini saya tidak ada urusan dukung-mendukung capres-cawapres. Posisi saya masih posisi netral, swing voters atau undecided voters.

Kebetulan saya di tahun 2014 berteman dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, walau sudah hampir lima tahun tidak bersua. Tapi yang namanya teman tetaplah teman walau jauh di mata dekat di hati, tidak unfriend.

Di sini saya hanya mencoba membaca dan menterjemahkan semiotika bahasa tanda dari statement Prabowo itu menurut persepsi atau amatan analisa saya, semoga tokcer!

Di sini saya hanya mencoba menanggapi pernyataan Prabowo prihal Indonesia akan punya dalam perspektif berbeda.

Dengan pernyataannya itu, pastinya dalam hal ini Prabowo punya landasan dasar argumentatif, yang kemudian bisa diterjemahkan dan dimaknai multitafsir, tergantung siapa yang menginterpretasikan, apakah semua itu fiksi atau fakta.

Pastinya apa yang disampaikan Prabowo, bukanlah dimaknai secara harafiah Indonesia akan mengalami kepunahan sebagaimana cerita "The Lost Atlantis".

Apa disampaikan Prabowo Subianto prihal Indonesia akan punah adalah sebuah semiotika yang harus kita baca sebagai bahasa tanda yang harus diterjermahkan secara platis.

Kepunahan Indonesia tidak akan seperti hal "The Lost Atlantis". Tapi bukan tidak mungkin kepunahan Indonesia lantaran kita sebagai bangsa yang gagal, tidak mampu lagi mengelola atau menjaga martabat kedaulatan kita sebagaimana amanat "Trisakti -- Bung Karno".

Ada keyakinan bahwa Indonesia akan punah manakala amanah "Trisakti -- Bung Karno" tergadaikan. Makakala Indonesia tidak lagi memiliki kedaulatan "Trisakti" sebagaimana yang diamanatkan founding father Bung Karno, yaitu kedaulatan politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Di sini saya tidak ingin mengurai atau mengulas apakah itu penjabaran implementasi "Trisakti -- Bung Karno". Atau, di sini saya tidak mempertanyakan apakah hari ini ini kita sudah ber-Trisakti sebagaimana amanat "Trisakti - Bung Karno".

Tapi paling tidak dari jawaban pendek atas Indonesia akan punah ini, pada intinya di sini kita diajak untuk membaca dan merenungkan kembali secara jernih dengan logika akal sehat tanpa pretensi dan kesampingkan dulu kepentingan politik urusan dukung-mendukung kontestasi Pilpres 2019.

Pastinya Indonesia tidak akan punah seperti dalam cerita "The Lost Atlantis". Justru yang kita takutkan sebagai anak bangsa adalah kedaulatan Indonesia akan punah manakala amanah "Trisakti -- Bung Karno" tergadaikan pada cengkeraman kekuatan asing baik secara politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Pada titik inilah Indonesia akan punah dalam hal menjaga kemandirian martabat kedaulatan sebagai sebuah bangsa lantaran kita sudah bertekuk lutut pada kendali kekuatan asing.

Itu yang saya tangkap dari semiotika bahasa tanda pernyataan Prabowo Subianto prihal Indonesia akan punah jika dirinya kalah di Pilpres 2019.

Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Indonesia "#SelamatkanIndonesia", seniman bambu unik, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun