Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Naniek S Deyang, Hoaks, dan Kaidah Jurnalistik

13 Oktober 2018   10:25 Diperbarui: 13 Oktober 2018   11:28 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari peristiwa ini, saya diingatkan pada ucapan filsuf Muhammad Iqbal yang menyebutkan bahwa jurnalis (wartawan) itu tak bedanya ulama atau seniman sebagai pencerah yang memiliki tanggungjawab moralitas humanisme menyampaikan kabar kebajikan dan kebenaran, bukan kesesatan menyesatkan. Apalagi sampai orang lain kemudian menjadi korban oleh kabar cerita sesat tersebut.

Tapi paling tidak dari peristiwa ini, ada pelajaran, ada pembelajaran, ada hikmah, di balik semua itu buat kita bersama. Ambil hikmahnya, ambil indahnya.

Mari kita #SelamatkanIndonesia dari politisasi #Hoaks, #HateSpeech, dan politisasi #PolitikSARA.

Di sini saya sengaja tidak menulis panjang lebar cukup satu layar komputer, nanti disambung episode tulisan berikutnya. Semoga!

Alex Palit, citizen jurnalis Aliansi Pewarta Independen (API) - #SelamatkanIndonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun