Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Pencapresan Prabowo Subianto

11 April 2018   07:00 Diperbarui: 11 April 2018   08:24 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (foto Alex Palit)

Di sini saya tidak ingin mengomentari atau berspekulasi prihal kapan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendeklarasikan diri pencapresannya. Daripada berspekulasi salah tebak, mendingan serahkan saja kepada yang bersangkutan kapan momentum paling tepat untuk deklarasi pencapresannya.

Walau sempat muncul spekulasi deklarasi pencapresan diri akan dinyatakan bertepatan Rakornas Partai Gerindra yang digelar di Hambalang 11 April 2018, tapi hal ini sempat dijawab oleh Prabowo secara diplomatis bahwa dirinya belum punya "tiket" capres ke Pilpres 2019.   

Jawaban Prabowo ini bukan saja jawaban bernada diplomatis, jawaban ini sekaligus merupakan kalimat bersayap yang mengandung multitafsir.

Saya nilai jawaban penundaan deklarasi pencapresan diri ini juga sebagai langkah strategis diambil Prabowo untuk membaca dan mempelajari dinamika peta konstelasi politik mutakhir sebelum ditentukan pengambilan keputusan. Termasuk pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan strategis berkoalisi dengan partai mana dan siapa cawapres pendampingnya.

Tinggal bagaimana kita menebak makna yang tersurat dan tersirat dari jawaban kalimat bersayap penuh multitafsir atas pernyataan Prabowo ini.

Kalaupun dibilang Prabowo sedang galau, gundah atau ragu itu tidak juga, justru sebaliknya malah tersimpan rasa percaya diri dan optimisme makin menguat tertancap dalam dirinya tetap maju dan memenangi kontestasi Pilpres 2019.

Di tengah ekskalasi politik kian mendidih serta dipenuhi ragam akrobatika elit politik baik antar kubu lawan maupun kubu kawan atas dasar tendensi kepentingan kekuasaan politik pragmatis, jawaban Prabowo adalah langkah strategis tak terbaca.

Atas jawaban itu, di sini saya diingatkan oleh sebuah nasehat guru bijak mengajarkan;

Diam itu emas!

Ia akan menjadi sahabat pendamping untuk merenung

Ia akan menjadi sahabat sejati yang tidak pernah berkhianat

Ia akan menjadi penasehat ulung di kala kita sedang menimbang sesuatu

Ia adalah cahaya pengetahuan utama manusia yang akan mengajarkan kepada kita kata bijak

Diam itu bukan berarti membisu, ia mendengar, ia mengajak kita untuk merenung sampai tiba saatnya, baru berucap

Dalam diam, ia menuntun kita untuk berjalan dengan pikiran, baru melangkah dan berucap

Ketika diam itu emas, kata-kata akan menjadi berlian yang memancarkan kemilau sinarnya

Setidaknya itu saja yang ingin saya utarakan dengan meminjam nasehat guru bijak tersebut bahwa diam itu emas.

Dalam diam, ia akan menjadi sahabat pendamping yang akan mendampingi dan menuntun kita dalam merenung dan berkontemplasi. Masih ada waktu 3 bulan untuk merenung sebelum mengambil keputusan deklarasi pencapresan diri, termasuk pilihan cawapres paling tepat mendampinginya.  

Karena saya yakin seyakin-yakinnya, bagi seorang prajurit dan komandan tempur yang pernah bertugas di medan perang Timor Timur dan juga pernah memimpin pembebasan sandera Ekspedisi Lorentz di Mapanduma -- Irian Jaya, pastinya dalam diri mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad ini tak ada itu kata menyerah kalah sebelum bertempur, sekali layar terkembang pantang surut ketepian. Semoga!

Alex Palit, citizen jurnalis "Jaringan Pewarta Independen".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun