Menurut filsuf eksistensi Karl Jasper, bahasa tanda ini yang disebutnya sebagai chiffer. Adapun chiffer itu sendiri adalah bahasa tanda yang bisa berupa tanda-tanda rahasia yang ditulis oleh "SangHyang Alam" yang masih tersembunyi bahkan diliputi misteri yang harus dicari sendiri dan dibaca oleh eksistensi manusia itu sendiri, kendati itu berupa dari sepotong bambu unik.
Di mana ngaji deling ini kita pun akan terus diantarkan pada ngaji roso dan ngaji diri kepada kesejatian diri kita sendiri. Sampai pada akhirnya akan menuntun kita pada yang disebut oleh sebagai perjalanan spiritual "memahami sejatinya diriNya".
Menurut pengaji deling KPBUN Umi Badriyah, adapun inti dari ngaji deling adalah memahami jatidiri kita yaitu ngaji diri. Ora bakal ngerti gustine lamuto ndak ngerti jatidirine. Makanya dalam konteks pemahaman tentang ketuhanan sangatlah penting mengenal dulu jatidiri kita yaitu ngaji sangkan paraning dumadi.
Alex Palit, penyuka dan kolektor bambu unik, pendiri dan admin Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H