Bupati Tato :" Cilacap itu Kota Kondusif dan selalu hormati budaya, sedekah laut sebagai bentuk rasa syukur melalui budaya adat".
Cilacap - Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap bersama DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap menggelar Prosesi Adat Sedekah Laut, Jumat (12/10/2018).
Pada prosesi kali ini, tokoh Adipati Tjakrawerdaya III yang mengawali tradisi Sedekah Laut diperankan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Cilacap Wijonardi. Sedangkan tokoh Tumenggung Duto Pangarso diperankan Tukiran, guru salah satu SD di Kabupaten Cilacap.
BACA JUGA : Muncul Spanduk Penolakan
Ada 10 jolen yang akan dilarung, yaitu 1 jolen tunggul dari Pemkab Cilacap, 1 jolen dari HNSI Cilacap, dan 8 jolen masing-masing dari rukun nelayan Cilacap, yaitu Sentolokawat, Tegalkamulyan, PPSC, Pandanarang, Bengawan Donan, Sidakaya, dan Lengkong.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Cilacap Murniyah menjelaskan, Sedekah Laut di Cilacap merupakan salah satu agenda yang terdaftar dalam Calendar of Event Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Dan pelaksanaannya rutin setiap tahun pada hari Jumat Kliwon di bulan Sura, sesuai perhitungan kalender Jawa.
"Sedekah Laut sebenarnya event budaya seremonial. Ibarat kita melihat sesuatu di zaman dulu yang diadakan saat ini. Sehingga kami berharap hal ini murni dilihat dari aspek budaya, jangan dicampuradukkan dengan agama," kata Murniyah.
Juga dia mengatakan bahwa event ini mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tahun ini, PAD dari sektor pariwisata ditarget Rp 2,6 miliar dan telah terpenuhi sekitar 93 persen.
Sisa waktu 3 bulan, menurutnya, cukup untuk menutup target tersebut.
Sementara itu, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji meminta tiap kelompok masyarakat menghormati Sedekah Laut sebagai warisan budaya di Cilacap.
Sebab, Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia menghormati dan menjamin kebebasan tiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan demikian, kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Cilacap dapat terjaga.
Terpisah, Ketua HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan, Sedekah Laut kali ini menelan dana sekitar Rp 50 juta lebih.
"Dana itu berasal dari iuran tiap anggota rukun nelayan dan bantuan dari Pemkab Cilacap per jolen Rp 4 juta dikalikan 9 jolen," ucapnya, Jumat.
"Nelayan saat itu sempat bereaksi keras. Tetapi saya katakan jangan terpancing. Kita harus konsentrasi terhadap pelaksanaan Sedekah Laut saja. Sehingga tidak membuat keruh suasana," imbuhnya.
Terkait adanya perubahan-perubahan dalam pelaksanaan prosesi yang disesuaikan dengan situasi kekinian, Sarjono mengatakan tidak masalah asal pakem inti dari Sedekah Laut tidak berubah.
Yang penting, menurutnya adalah penetapan hari dan tanggal pelaksanaan mengacu kepada perhitungan yang sesuai serta berdasarkan kesepakatan semua pihak. (Red/E)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H