Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Utama

14 Desember 2023   04:51 Diperbarui: 14 Desember 2023   05:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan terlampau muluk
Menyisakan luka yang tak pernah sembuh
Selalu berdarah
Dan, langit seakan runtuh
Gemuruh halilintar sahut-menyahut
Pada langit yang cerah

Harapan tersemat di langit
Impian mengitari bintang-bintang
Tetapi, matahari akan menghanguskan yang palsu
Karena tak ada ruang bagi nikmat sesaat
Dan, apa artinya air mata untuk yang sesaat itu?
Kebodohan!

Yang utama
Harapan untuk yang benar
Akan ditempa pada api membara
Menghanguskan sifat serakah
Sebab, yang murni diawali luka
Tetapi, jernih sampai di muara akhir

Serasa runtuh dan gelap
Itu hanya kabut hitam di langit cerah
Sesaat saja dan akan lenyap
Sebab, harapan untuk yang benar pasti tergapai
Meskipun harus berdarah-darah
Cerdik!

Di setiap ujian dan cobaan
Tak ada yang runtuh
Kecuali hati yang membeku
Tak mencair walaupun di tengah terik sang surya
Akan tuai keruntuhan sesungguhnya
Melarat sepanjang jalan ziarah!

Bangkit dan mulai lagi!
Sebab, tak ada kata terlambat
Melihat dengan mata hati yang baru
Jernih memandang ke depan
Walaupun sejuta kabut akan menghadang
Tetapi, yang berani memulai pasti menggapai harapannya!

Abepura, 10 Desember 2023; 09.41 WIT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun