Sang Guru berkata,
"Tak perlu seorang pun tahu perbuatan baikmu! Cukup Bapamu di tempat tersembunyi yang mengetahuinya."
Tapi, manusia cenderung mencari perhatian dan pengakuan atas perbuatan baiknya itu
Maka, pada setiap bantuan apa pun kepada korban bencana alam dan orang miskin selalu dipenuhi label-label dari si pemberi dan sponsornya
Apa tujuan seseorang mengulurkan tangan menolong sesamanya?
Apakah agar perbuatan baiknya menjadi konsumsi publik?
Ketulusan memberi tak memerlukan pengakuan dari siapa pun bahkan mereka yang menerima sekalipun
Berbuatlah baik dan lupalah bahwa Anda pernah berbuat baik
Orang miskin, melarat, anak-anak terlantar, korban bencana alam bukan ruang memamerkan kemurahan hati
Mewujudkan perbuatan kasih dengan menolong sesama tak perlu digembar-gembor, apa lagi pakai label
Segala perbuatan baik akan kembali kepada diri sendiri dengan caranya sendiri melampaui ekspektasi manusia
Teruslah berbuat baik, tanpa iklan di media sosial dan terimalah kejutan-kejutan menakjubkan di perziarahan hidup ini
Memang manusia di dunia ini suka pamer perbuatan baiknya di media sosial
Orang miskin dan terbuang menjadi objek pameran kemurahan hati bagi orang yang memilik harta benda
Memberi sedikit, tapi segudang foto di album media sosial
Mencari kepuasan dan kenikmatan di dalam penderitaan orang susah
Ingatlah ini,
Memberi dan lupakanlah pemberianmu!
Jangan pernah mengharapkan kata, "terima kasih" dari orang yang telah Anda tolong!
Berpikirlah seakan-akan Anda tidak pernah menolong orang miskin dan bangkitkanlah dalam dirimu hasrat untuk segera menolong!
Abepura, 4 Desember 2022; 09.00 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H