Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Papua Gagal Hentikan Laju Penyebaran HIV-AIDS Selama Tiga Puluh Tahun

1 Desember 2022   06:05 Diperbarui: 1 Desember 2022   06:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HIV-AIDS terus menggerogoti manusia orang asli Papua (OAP). Sejak ditemukan di Merauke tahun 1992, sampai saat ini HIV-AIDS masih menjadi momok menakutkan.  Data Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) provinsi Papua per 30 September 2022 menunjukkan terdapat 50.011 kasus HIV-AIDS di provinsi Papua. Apabila tidak ada tindakan nyata menghentikan laju penyebaran HIV-AIDS di tanah Papua, maka ke depan OAP bisa punah.

Hari ini, 1 Desember 2022, kita merayakan hari AIDS se-dunia. Kita merenungkan tema, "Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara Akhiri AIDS." Sejenak kita bertanya ke dalam diri kita, "Mengapa HIV-AIDS sangat tinggi di tanah Papua? Apa yang sedang keliru dari proses penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS di tanah Papua? Bagaimana memutus mata rantai penularan HIV-AIDS di tanah Papua?"

Tema perayaan hari AIDS se-dunia tahun 2022, mengajak kita untuk bersatu memerangi HIV-AIDS. Tak memandang siapa dan apa latar belakangnya, kita semua harus bersatu menghentikan laju perkembangan HIV-AIDS di tanah Papua. Hanya dengan bersatu, kita dapat berjalan bersama ke semua sudut pelosok tanah Papua untuk menutup pintu-pintu masuknya HIV itu.

Siapakah kita? Kita ada di posisi pengambil kebijakan (eksekutif dan legislatif). Kita ada sebagai aktivis. Kita adalah tetua adat. Kita adalah tokoh agama. Kita adalah tokoh pemuda. Kita adalah tokoh perempuan. Kita adalah masyarakat yang hidup, tinggal dan berkarya di tanah Papua. Kita semua harus bersatu dalam upaya pencegahan penyebaran HIV-AIDS di tanah Papua.

Bagaimana cara kita bersatu dan untuk siapa kita harus bersatu?  Negara, dalam hal ini Pemerintah, terutama para Gubernur dan Walikota, Bupati di tanah Papua harus memiliki kepedulian tinggi terhadap isu HIV-AIDS. Pemerintah daerah melaui Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS perlu mengorganisir kelompok masyarakat, LSM, adat dan agama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS (P2HA) di tanah Papua.

Demi menyelamatkan OAP yang tersisa sedikit ini, maka kita semua harus bersatu di dalam upaya P2HA di tanah Papua. Kita tidak bisa main-main lagi dengan HIV-AIDS. Data SIHA memperlihatkan HIV-AIDS di tanah Papua terlalu tinggi. Apabila kita tidak bersatu dan serius mengurusi HIV-AIDS di tanah Papua, maka depopulasi OAP akan semakin nyata dan pintu kepunahan OAP semakin terbuka lebar.

Selama tiga puluh tahun (1992-2022), Papua gagal menghentikan laju HIV-AIDS di tanah Papua. Bermula di Merauke, tahun 1992, HIV-AIDS menyebar ke seluruh tanah Papua dan menginfeksi puluhan ribu OAP. Kematian OAP pada usia dini tak terhindarkan. Kita harus melihat tingginya HIV-AIDS di tanah Papua saat ini, sebagai kejadian luar biasa (KLB) dan berjuang menghentikan laju penyebarannya.

Dalam konteks Papua, kita harus ingat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia umumnya terjadi melalui hubungan seksual tidak aman, berganti-ganti pasangan seksual, tanpa menggunakan kondom. Kita melihat orang memiliki banyak uang, kemudian menggunakannya untuk seks bebas, yang berdampak pada terinfeksi HIV. Jadi, HIV masuk karena orang mencarinya.

Hari ini, kita merayakan hari AIDS se-dunia tahun 2022, kita bikin komitmen. "Saya mau hidup lurus. Saya tidak melakukan seks bebas tidak aman. Saya mau menjaga diri saya sendiri. Saya mau menjaga keluarga saya. Saya mau menjaga marga saya. Saya mau menjaga suku saya. Saya mau menjaga Papua!" Dengan komitmen seperti ini, kita mengingatkan diri sendiri untuk tidak lagi "salah jalan!"

Di tengah keprihatinan akan meluasnya penyebaran HIV-AIDS di tanah Papua, kita juga mengingat dan mendoakan semua orang yang hidup dengan HIV-AIDS. Kita memberikan dukungan nyata dengan tidak membuat stigma kepada mereka yang terinfeksi HIV-AIDS. Kita mendukung para pengidap HIV-AIDS dengan peneguhan, penguatan, tetapi juga menyediakan kebutuhan konkret seperti lapangan pekerjaan dan makanan bergizi.

Kita harus mengakui dengan jujur bahwa selama tiga puluh tahun, kita yang hidup dan tinggal di atas tanah Papua ini telah gagal menghentikan laju penyebaran HIV-AIDS di tanah Papua. Kita perlu berjuanga bersama supaya tidak gagal lagi pada tiga puluh tahun ke depan. Maka, kita harus bersatu dan melangkah bersama dalam upaya P2HA di tanah Papua.

HIV-AIDS di tanah Papua bukan lagi  cerita mitos atau mimpi, melainkan fakta, nyata terjadi di tengah kehidupan kita. Apabila kita tidak bersatu dalam upaya pencegahannya, maka kita akan menuai badai kematian lebih mengerikan akibat HIV-AIDS ini, yang sekaligus akan melenyapkan generasi OAP dari atas tanah terberkati ini. Karena itu, semua pihak: pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aktivis, mahasiswa, pelajar dan segenap masyarakat yang hidup di atas tanah Papua harus bersatu dan melangkah bersama dalam memutus mata rantai penyebaran HIV-AIDS di tanah Papua.

Semoga Tuhan Allah, alam semesta dan leluhur memberkati niat baik, setiap usaha dan perjuangan kita dalam menghentikan laju perkembangan HIV-AIDS di tanah Papua ini. Siapa pun kita, sekecil apa pun kontribusi kita terhadap pencegahan HIV-AIDS di tanah Papua sangat berguna untuk menyelamatkan generasi Papua, secara khusus OAP yang tersisa sedikit saat ini.

Selamat merayakan hari AIDS se-dunia, 1 Desember 2022

Abepura, 1 Desember 2022; 07.50 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun