Siapakah manusia di hadapan Allah, Sang Pencipta?
Manusia dunia ini mengejar harta, jabatan dan kekuasaan
Manusia meletakkan nilai hidup dan martabatnya di atas status sosialnya
Bermegah dengan segala aksesoris dunia fana ini
Apakah nilai hidup dan martabat manusia sama dengan harta, jabatan, kekuasaan dan status sosialnya?
Pada malam dingin, ditemani berlaksa bintang di langit, Fransiskus Asisi berkata,
"Sebab, seperti apa nilai seseorang di hadapan Allah, begitulah nilai orang itu dan tidak lebih!"
Di hadapan Allah, manusia sama nilai dan martabatnya!
Sadarlah akan hal ini:
Status sosial, harta, jabatan, kekuasaan, tingkat pendidikan bukanlah ukuran dalam menerima dan menghormati sesama manusia.
Terimalah manusia sebagaimana adanya mereka di hadapan Allah, Sang Pencipta, bukan menurut ukuran dunia fana ini.
Sebab, martabat manusia adalah yang utama!
Ingatlah akan hal ini:
Orang-orang miskin, kaum papah, orang-orang sakit, para gelandangan dan orang terbuat lainnya semestinya mendapat tempat terhormat dalam hati kita.
Pada mereka tertera wajah Sang Putera Allah yang telah memilih hidup miskin sejak tinggal di dalam rahim Perawan Maria, lahir di kandang Betlehem sampai wafat di kayu salib!
Berjuanglah mengalahkan diri sendiri, melepaskan ego dan pergi memeluk orang miskin, sakit dan terbuang dengan sukacita!
Abepura, 03 Oktober 2022; 06:30 WIT
[Refleksi Pesta transitus, peralihan hidup Bapa Santo Fransiskus Asisi, 03-10-2022]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H