Terlahir sebagai Papua
Kulit hitam
Rambut keriting
Pemilik negeri Papua
Warisan leluhur
Titipan sang Pencipta
Terlahir sebagai Papua
Berbalut cawat dan koteka
Berbicara dalam bahasa ibu
Bertumbuh bersama alam raya
Bersatu dengan leluhur
Bersukacita di dalam pesta-pesta
Terlahir sebagai Papua
Sukacita asali sudah hilang!
Budaya sudah mulai punah
Bahasa ibu sudah mulai menghilang
Alam sudah rusak!
Tempat keramat sudah musnah!
Terlahir sebagai Papua
Meratapi kesengsaraan tak bertepi
Anak-anak asli Papua di kampung pelosok di tidak bisa bersekolah
Anak-anak asli Papua di kota-kota terlantar dan isap lem aibon
AIDS, TBC dan Malaria membunuh orang asli Papua
Operasi militer berlanjut di tanah Papua
Terlahir sebagai Papua
Air mata Papua berdarah
Darah membajiri Papua
Nyawa-nyawa berjatuhan setiap hari
Hutan alam rusak berat
Tempat-tempat keramat sudah hilang
Terlahir sebagai Papua
Jeritan keras membahana menembus rimba!
Siapa mau peduli pada Papua?
Adakah orang-orang baik bersedia datang memeluk Papua?
Air mata Papua mengundang simpati, empati dan solidaritas kemanusiaan universal
Datang membawa berkat kehidupan bukan bedil untuk membunuh Papua!
Nabire, 28-02-2022; 07.41 wit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H