Kita bertanya, "Apa itu dunia digital?" Apa itu toleransi? Mengapa diperlukan sikap toleransi dalam penggunaan fasilitas yang terhubung dengan dunia digital?"
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa dunia digital, merupakan segala sesuatu yang terhubung dengan jaringan internet (on line). Manusia dan manusia saling terhubung, baik dalam jarak dekat maupun jauh melalui pengantaraan sinyal-sinyal yang terhubung. Â Kini, orang bisa berjumpa dalam suatu konferensi dalam ruang digital. Misalnya, webiner on line.
Dunia digital sekaligus membantu manusia mengoperasikan aktivitas analog (manual) ke suatu bentuk aktivitas bersifat digital (terhubung dengan jaringan internet). Misalnya, pengoperasian mesin ATM pada bank dan berbagai transaksi on line liannya.
Secara umum, dunia digital selalu berkaitan dengan usaha manusia mencapai suatu kehidupan lebih modern, kekinian, yang memanfaatkan teknologi internet untuk kepentingan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Pemanfaatan dunia digital (internet) berhadapan dengan realitas sosial masyarakat Indonesia yang plural (beranekaragam), baik dari aspek adat-istiadat, budaya, bahasa, agama, pandangan ideologi politik, dll. Kita tidak bisa menghindari dari keanekaragaman ini. Kita hidup dalam suatu lingkungan masyarakat yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan menuntut sikap toleransi. Toleransi merupakan sikap menerima dan menghormati keberbedaan yang dimiliki oleh orang lain, sesama, di luar diri, hidup dan komunitas kita. Toleransi punya dua makna penting: 1) Terima perbedaan sebagai anugerah! 2) Menghormati perbedaan itu!
Mengapa kita harus membangun sikap toleransi pada saat menggunakan jaringan internet yang terhubung dalam berbagai perangkat media yang kita gunakan? Kita melihat dunia dewasa ini, dunia digital dibanjiri informasi-infomarsi positif, tetapi juga konten yang berisi informasi yang negatif, bully, rasis, ujaran kebencian, dll. Pemanfaatan dunia digital, terutama media sosial, fb, twitter, instagram tanpa memperhatikan sikap toleransi hanya akan berdampak merusak tatanan kehidupan sosial. Karena itu, kita perlu bijaksana pada saat menggunakan akun sosial kita, tetapi juga mendidik generasi kita supaya tidak memanfaat media sosial untuk tujuan provokatif!
2) Tantangan signifikan dalam menerapkan toleransi di dunia digitalÂ
Kita bertanya, "Mengapa intoleransi berkembang di dunia nyata dan dalam media sosial? Apa pemicu sikap intoleransi di dunia digital?Bagaimana membangun sikap toleransi di dunia digital?"
Kita tidak dapat menyangkal bahwa realitas kita saat ini di Indonesia, sikap dan perilaku intoleransi masih ada. Misalnya, dalam kehidupan beragama, kita masih menjumpai ada kelompok tertentu dalam agama tertentu melakukan diskriminasi terhadap penganut agama lain di luar agamnya. Kita juga menjumpai ada kelompok suku tertentu merasa paling sempurna dan melakukan merendahkan sesamanya yang berasal dari ras dan suku lain. Tetapi, ada juga diskriminasi kelas sosial, orang kaya dan miskin.
Kenyataan intoleransi di dunia nyata, kehidupan sosial, kemudian dibawa, diangkat ke permukaan jagat raya melalui media sosial. Ada orang menyebarkan kebencian, terhadap sesamanya karena berbeda agama, berbeda warna kulit, berbeda kelas sosial. Media sosial menjadi ramai oleh sikap intoleransi. Orang tidak menerima perbedaan. Orang merasa dirinya paling benar.