Pada suatu senja, di tepi pantai, yang sedang bergelora,
aku duduk seorang diri dan merenung:
Manusia-manusia berebut kesempatan mencari ketenaran
Menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya
Menjual tubuhnya
Menggadaikan kejujuran dan integritas dirinya
Ingatlah ini:
Mengejar dan meraih popularitas sampai setinggi langit,
tak menambah nilai lebih pada hidup ini
Terkapar sampai ke dasar samudra,
tak serta-merta melunturkan nilai martabat pribadi manusia
Sebab, baik di langit, di atas
mupun di bumi, di bawah,
Nilai hidup manusia tetap sama di hadapan Sang Pencipta, tidak lebih
Apakah harga diri, nilai hidup manusia, martabat pribadi manusia terletak pada banyaknya harta, jabatan, kekuasaan dan status sosial seseorang?
Tidak!
Sebab, martabat pribadi manusia melampaui segala bentuk ukuran manusiawi
Nafas hidup tidak diperdagangkan atas nama apa pun
Hidup setara Sang Ilahi, pemilik segalanya!
Â
Di manakah letak hidup yang sesungguhnya?
Di sini:
Rendah hati, mengosongkan diri,
Sederhana, tanpa terikat pada milik pribadi di dunia ini
Hidup suci, mengarahkan hati hanya padan Sang Ilahi
Bagaimana memulainya?
Begini:
Masukilah rumah hidupmu, dirimu sendiri
Diam! Tenang!
Periksa, apakah sudah bersih?
Atau penuh debu?
Bersihkan sikap dan perilaku sombong dan congkak
Bersihkan sikap dan perilaku iri hati dan dendam
Bersihkan sikap dan perilaku mau menang sendiri
Â
Sebab, harga diri sesungguhnya, ada di sini:
Rendah hati!
Sederhana!
Hidup Suci!
Nabire, 28 Agustus 2021; 06.50 WIT