Mengapa mimbar menjadi tempat sumpah serapah dan menabur kebencian hanya karena berbeda iman, keyakinan, suku dan ras?
Bagaimana mewartakan iman kepada yang ilahi, sang pencipta sambil merendahkan sesama yang berbeda?
Bukankah semua makhluk berasal dari sang Pencipta yang satu dan sama?
Mengapa harus ada kebencian terlontar dari ruang-ruang sakral?
Aku tertunduk lesuh dan bergumul:
Bagaimana aku dapat menyetujui dan menerima kebencian yang terlontar dari ruang-ruang sakral itu atas nama sang ilahi?
Bukankah ruang sakral itu menyimpan harta tak ternilai: cinta, kebaikan, kasih sayang dan pengampunan?
Aku akan menjadi seperti siapa?
Aku menolak segala warta kebencian dan segala tutur kata dan tindakan yang merendahkan martabat pribadi manusia dan alam semesta
Sebab, kemanusiaanku, hidupku bersama sesama manusia dan alam semesta melampaui kategori apa pun dan tak dapat dihancurkan bahkan atas nama sang ilahi sekalipun!
Di sini, di tanah, di muka bumi ini
Aku lahir berbeda