Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membela Hidup

25 Juli 2021   06:32 Diperbarui: 25 Juli 2021   06:35 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memandang ke laut lepas

Berteman langit biru dan angin sepoi

Aku bertanya pada semesta

"Siapa yang harus dibela?"

Hidup!

Belalah hidup

Bongkar kemapanan diri sendiri

Tanggalkan fanatisme dan indoktrinasi sempit

 

Kemapanan, fanatisme dan indoktrinasi

adalah penjara jiwa

Kemapanan mengingkari perubahan hidup

Fanatisme mengekang diri pada kelompok sendiri

Indoktrinasi membatasi diri berbuat baik pada semesta

Hidup selalu dinamis

Berubah seiring bergantinya hari 

Tak ada sesuatupun yang tak berubah di muka bumi

Terbukalah pada dunia yang sedang berubah

 

Pada setiap ayunan langkah

Merawat hidup penuh kasih

Menumbuhkan sikap rendah hati dan jujur

Berbuah integritas dan keteladanan dalam tutur kata

dan tindakan menghormati hidup

 

Membela hidup

Berwujud mengisi hari-hari dengan perbuatan benar

Benar dalam pikiran dan tutur kata

Benar dalam tindakan dan perilaku hidup sehari

 

Membela hidup

Berwujud menerima perbedaan sebagai anugerah

Menerima perbedaan agama, ras, suku dan jenis kelamin

Menghormati perbedaan tanpa mempersoalkannya

Seperti laut yang bebas bergelora,

Manusia juga bebas hidup tanpa diskriminasi dan stigma

Manusia menghayati hidupnya, imannya, budayanya tanpa merendahkan sesamanya yang berbeda

Sebab, nilai hidup manusia sama di hadapan sang Pencipta

Membela hidup

Bukan demi hidup pada dirinya sendiri,

tetapi, demi Dia yang diyakini sebagai sang Pencipta

Terima dan syukuri anugerah hidup

Mengisi hidup dengan perbuatan benar

 

Nabire, 25 Juli 2021; 08.22 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun