Angin berembus dari Timur
Laut bergelora
Langit tampak gelap
Sunyi mencekap di kampung Ayombai
Mata memandang ke pulau-pulau
Telinga menangkap deru gelombang
Kulit menyerap hawa dingin
Membangunkan jiwa yang terlelap mengikuti arus zaman
Di tanah datar luas di kota-kota,
Manusia memuja-muja tubuhnya sendiri
Menghiasi tubuh dengan gemerlap warna-warni dunia
Memberi nikmat pada tubuh jasmani
Jiwa terpenjara sikap egois
Jiwa terpenjara sikap konsumtif
Jiwa terpenjara sikap hedois
Jiwa terpenjara sikap sombong
Â
Aku bertanya pada angin dan gelombang laut,
"Bagaimana merubuhkan tembok-tembok egois?"
"Bagaimana keluar dari penjara-penjara dunia ini?"
Hening pagi dalam balutan kicauan burung memberi jawab dalam tanya,
Â
"Siapa pemilik hidup?"
"Siapa mendirikan tembok-tembok itu?"
Tinggallah di dalam hidup
Bongkarlah tembok-tembok itu mulai dari dalam diri sendiri
Saat tembok rubuh, pasti terluka, sakit
Terimalah luka-luka itu
Di dalam rumah hidup
Sembuhkan
Â
Apa obatnya?
Telanjang
Jiwa bebas tanpa balutan apa pun
Jujur mengakui dan memeluk luka-luka itu
Memperbarui hidup
Terasa sakit, tetapi menyembuhkan
Bekas lukas akan selalu mengingatkan
Jangan lagi melukai hidup
Â
Ayombai, pulau Moor,Â
26 Juni 2021; 07.19 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H