Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Ada di Mana?

4 Juli 2021   08:05 Diperbarui: 4 Juli 2021   08:09 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tepi pantai kampung Ayombai, pulau Moor,

tepat di bawah pohon ketapang yang tumbuh rindang,

bersebelahan dengan kantor kampung,

di dermaga sederhana itu,

Aku duduk memandang ke pulau Ratewi, kampung Arui

Laut sedang teduh

Suara burung berkicau merdu pada bukit berhutan hijau

Jiwa bertolak ke laut yang dalam

 

Hidup ini, datang dari mana?

Hidup ini, siapa punya?

Hidup ini, untuk siapa?

Hidup ini, untuk apa?

Mengapa ada hidup?

Bagaimana mengisi hidup ini?

Apakah hidup identik dengan harta, jabatan dan kekuasaan?

Mengapa manusia berlomba-lomba mengumpulkan harta benda dengan merusak alam dan menyingkirkan orang miskin?

Harta benda di dunia ini untuk siapa?

Mengapa manusia terlalu fokus mencari harta di dunia ini?

Mengapa manusia suka menumpuk harta bagi dirinya sendiri?

Bukankah semua harta dunia ini akan lenyap?

Cahaya mentari menyapa laut yang teduh,

menerangi insan yang berjejal di jalan perziarahan,

Aku pun bertanya padanya,

"hidup ini untuk siapa?"

Mengapa manusia berlomba-lomba mengumpulkan harta yang akan lenyap?

Mengapa manusia mengabaikan harta abadi?

 

Angin pagi membawa sejuta tanya pada sukma

Melebur bersama dalamnya samudra pasifik

Tak ada jawaban tersirat melintas dalam relung jiwa

Membisu bersama samudra dan bukit di pulau Moor

Seketika ombak memecah kebisuan pagi

Terdengar bisikan halus pada sukma

"Masukilah rumah hidupmu, dirimu sendiri!"

"Di sana, temukan jawaban atas pertanyaanmu!"

Hidup ada di dalam diri bukan di luar,

Sukma jiwa rumah hidup

Semua bermula lubuk hati

Kekal abadi sejak semula

Kampung Ayombai, Pulau Moor,

25 Juni 2021; 06.35 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun