Tanah Papua mengandung sejuta misteri
Hidup tampak singkat
Datang dan pergi hampir bersamaan
Tanpa ada yang tau 'mengapa?'
Siapa dapat menjawab misteri kematian orang Papua ini?
Aku duduk di tepi sungai Maro,
Terlintas sejuta tanya di relung jiwa,
Tentang misteri hidup dan mati yang melanda orang Papua
Siapa sebenarnya pemilik hidup?
Siapa berhak mengambil hidup ini?
Kicauan burung pada hamparan pohon di tepi sungai,
Mengantar masuk ke dalam sukma
Sedalam sungai yang tak terukur dan berarus kencang itu
Siapa mengantar seseorang memasuki dunia ini?
Datang ke dalam dunia tak dikehendaki sendiri
Menghadapi kenyataan pahit di jalan perziarahan
Lalu, seketika kembali ke rumah asalnya
Aku menatap ke hulu sungai,
Memandangi beribu-ribu onggok kayu mengapung seiring arus
Tampaklah pula manusia-manusia hitam kulit, keriting rambut
Mendayung ke dusun
Pergi mengambil makanan
Seketika batin merontah penuh tanya
Mengapa orang Papua mati silih berganti?
Pejabat gugur pada usia muda
Gembala wafat tatkala baru bertunas
Rakyat jelata mati bagaikan daun kering yang berguguran pada musim panas
Aku mengarahkan pandangan ke muara sungai
Arus sungai menyeret jiwa-jiwa pergi tak pernah kembali
Membawa pergi kaum pemilik negeri pada usia muda
Pergi tanpa meninggalkan sepatah kata bagi generasi penerusnya
Manusia Papua,
Hitam kulit, keriting rambut,
Akankah bertahan hidup dalam pusaran badai kematian tak berujung ini?
Atau akan punah oleh arus sungai kematian yang kian deras  ini?
Siapa menjamin keberlangsungan hidup manusia Papua di tanah ini?
Tak seorang pun menjawabnya,
Membisu dalam keheningan
Berharap tangan Tuhan akan terulur menolong
Hidup makmur dan umur panjang
Tak ada lagi kematian dini
Tak ada lagi ratap tangis di tanah terberkat ini
28 Mei 2021; 09. 20 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H