Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peziarah

22 Mei 2021   09:29 Diperbarui: 22 Mei 2021   09:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku telah melintasi beribu-ribu kilometer

Tubuh dan jiwaku terasa letih

Di hadapanku tampak pantai indah sedang menyambut senja

Aku melangkah ke sana

Aku berhenti di tepi pantai saat sang mentari sejajar dengan permukaan laut,

menyisakan malam gelap

Deru gelombang mengempas bibir pantai berpasir putih halus

Menghalau gelisah jiwaku merenungkan perjumpaan di perjalanan sebelumnya

Sejuta khawatir bercampur dalam deru hempasan gelombang laut yang kian menggelora

Apa yang akan terjadi di perjalananku selanjutnya?

Siapa yang akan aku jumpai?

Apakah ada persediaan makanan dan minuman bagiku?

Bagaimana aku menghadapi situasi sulit di perjalanan ini?

Aku takut, gelisah, khawatir, waspada

Aku menyediakan bekal makanan dan minuman

Aku membawa perlengkapan pengaman diri

Aku melangkah dalam bayang-bayang ketidakpastian

Dalam keheningan di tepi pantai pada sore menjelang malam,

jiwaku berbisik perlahan jauh di kedalaman sukma,

'inilah bekal sesungguhnya, yang tak akan pernah habis,

kenakan pakaian kejujuran

santaplah kebenaran sejati

mengayunkan langkah dalam pijakan cinta kasih'

Aku meneruskan perjalanan,

berjalan bersama kawanan peziarah melintasi sungai, laut, bukit dan gunung

menebar sejuta senyum dalam sapa penuh hangat

membalut yang terluka tatkala jatuh tertimpa reruntuhan

menyediakan bahu tempat bersandar bagi yang letih

Aku berjalan bersama para peziarah,

menyendengkan telinga mendengarkan keluh kesah

menyimpan setiap keluh kesah dalam keheningan malam sepi

mempersembahkan pada sang khalik pemilik hidup

melangkah bersama tanpa takut, gelisah dan khawatir

Aku berziarah bersama kawanan pencari keabadian,

tiba di dermaga terakhir dengan senyum gembira

disambut hangat oleh para laskar di pintu kedatangan

beriringan memasuki istana berlapis emas

menerima mahkota mulia pada keabadian bersama sang Pencipta

Nabire, 22 Mei 2021; 08.44 WIT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun