Dinas Kesehatan dan KPA merupakan lembaga Negara, yang mendapat mandat untuk mengkoordinir gerakkan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. Keduanya, pertama-tama harus memiliki persepsi yang sama tentang langkah-langkah konkret pencegahan HIV-AIDS di tingkat kabupaten/kota.Â
Setiap kabupaten/kota di Provinsi Papua perlu memiliki komitmen teguh untuk menghentikan laju perkembangan HIV-AIDS di tanah Papua. Hanya melalui komitmen kuat itulah, HIV-AIDS dapat diatasi secara bersama-sama, berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat, termasuk tua-tua adat, tokoh agama, gereja, pemuda dan perempuan, serta NGO yang bergerak pada isu HIV-AIDS.
Benang kusut penanganan HIV-AIDS di Provinsi Papua terkesan sulit teruraikan menjadi gambaran wajah kita dalam upaya pencegahan HIV-AIDS di kabupaten/kota. Kita sedang bercermin pada epidemi HIV-AIDS yang melonjak.Â
Bagaimana wajah kita di hadapan virus mematikan ini? Berapa kabupaten/kota di Provinsi Papua yang sungguh-sungguh peduli pada HIV-AIDS? Kita dapat menjawabnya sendiri berdasarkan pengalaman di kabupaten/kota masing-masing.
Kita melihat di dalam laporan SIHA, ada kabupaten-kabupaten yang bahkan sudah bertahun-tahun data (angka) HIV-AIDS sama saja. Benarkah demikian? Di sini, kita melihat bahwa komitmen kabupaten/kota dalam pencegahan HIV-AIDS belum maksimal.Â
Dampaknya, kita menuai ribuan orang Papua terinfeksi HIV-AIDS sebagaimana laporan SIHA yang dikeluarkan setiap tiga bulan itu. Ribuan lainnya belum terdeteksi lantaran minimnya tes HIV massal di kabupaten/kota di provinsi Papua.
Meskipun demikian, kita masih dapat belajar dari Kabupaten Merauke. Misalnya, pada Desember 2019, Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan mengeluarkan data terkait HIV-AIDS di Merauke, 1992-2019, yang berjumlah 2.349 orang.Â
Kita dapat menyimak bahwa pada data tersebut, terdapat 30.078 orang melakukan VCT sepanjang tahun 2019. Kesadaran melakukan VCT dari masyarakat memperlihatkan kerja kolaborasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Merauke, KPA Merauke, dan semua elemen masyarakat di Kabupaten Merauke.Â
Semua pihak terlibat dalam usaha pencegahan dan penanggulan AIDS di Merauke. Hasilnya, meskipun sudah 28 tahun, Merauke terbilang sedikit penderita HIV-AIDS ketimbang Kota Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, Mimika, dan Nabire.
Untuk mengurai benang kusut permasalahan penanganan HIV-AIDS di provinsi Papua, semua pihak perlu duduk bersama dan melakukan dialog guna mencari alternatif mengatasi virus yang sedang mengancam masa depan orang Papua ini.Â
Pimpinan daerah provinsi Papua, Gubernur, para Bupati/Walikota, perlu berbicara dan merumuskan langkah strategis pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Provinsi Papua.