Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Generasi Asmat dalam Pusaran Badai HIV-AIDS

5 Februari 2020   14:49 Diperbarui: 6 Februari 2020   10:59 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi HIV-AIDS bersama orang Asmat kampung Manep dan Simini di Cemnes, Senin, (02/02/2020). Dokpri.

Di dalam kondisi seperti ini, tua-tua adat Asmat (wayir) perlu kembali ke Jew demi mengendalikan perahu Asmat yang mulai terombang-ambing oleh pusaran badai yang tidak berujung ini.

Apa pun alasannya, sesungguhnya, tua-tua adat adalah yang pertama dan utama. Pada pundak tua-tua adat Asmat terletak hidup dan masa depan orang Asmat.

Merekalah pemelihara generasi Asmat sesungguhnya. Karena itu, setiap kebijakan pembangunan, termasuk upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Asmat harus melibatkan tua-tua adat Asmat.

Tantangan kita bersama adalah sejauh mana tua-tua adat benar-benar terlibat dan dilibatkan dalam seluruh proses kehidupan dan pembangunan di Asmat? Meskipun kita menyadari bahwa di pundak tua-tua adat terletak masa depan orang Asmat, tetapi kebijakan pembangunan Asmat, termasuk dalam usaha pencegahan HIV-AIDS belum sepenuhnya melibatkan tua-tua adat untuk berbicara dari hati ke hati tentang masa depan Asmat.

Pada diskusi-diskusi atau pertemuan-pertemuan formal di Agats, baik dengan pemerintah maupun Gereja, hadir beberapa tokoh adat. Para tokoh adat mewakili ratusan tua-tua adat di Asmat.

Para tokoh adat menyampaikan pendapat dan refleksi mereka tentang Asmat. Tetapi, setelah pertemuan-pertemuan tersebut, tidak ada tindak lanjut untuk suatu perjumpaan rutin antara pemangku kepentingan dengan tua-tua adat. Ada kesan bahwa tua-tua adat hanya dibutuhkan pada saat ada masalah atau ada kepentingan dari para pihak. Selebihnya, tua-tua adat dilupakan.

Permasalahan sosial Asmat saat ini, terutama Miras dan prostitusi liar yang berujung pada maraknya HIV-AIDS di Asmat seyogianya mendorong para pihak, terutama pemerintah daerah kabupaten Asmat untuk mengajak tua-tua adat supaya membicarakan masa depan Asmat secara menyeluruh.

Bagaimana tua-tua adat melihat kondisi Miras, prostitusi dan HIV-AIDS di Asmat ini? Bagaimana pendapat tua-tua adat tentang situasi ini? Apa pikiran dan refleksi tua-tua adat untuk mengatasi situasi sosial ini?

Tua-tua adat perlu mendapatkan ruang, waktu dan kesempatan lebih luas untuk berkontribusi secara nyata di dalam pembangunan Asmat secara menyeluruh. Permasalahan Miras, prostitusi dan HIV-AIDS menjadi satu bagian yang perlu mendapatkan perhatian dari tua-tua adat.

Apabila tua-tua adat tidak mendapatkan ruang untuk terlibat dalam pembangunan Asmat, termasuk dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Asmat, maka bagaimana dengan masa depan keluarga, marga/fam dan suku-suku di Asmat?

Karena itu, demi menyelamatkan orang Asmat, pemerintah daerah kabupaten Asmat harus melibatkan tua-tua adat dalam seluruh proses pembangunan di Asmat, termasuk dalam usaha pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Asmat yang sangat mendesak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun