"Saya punya pengalaman dalam keluarga. Ada sepupu saya yang orang tua bicara dia suka melawan. Saat ini, dia terbaring lemas di salah satu rumah singgah HIV dan AIDS di Jayapura."
Pit berharap anak-anak bisa menjaga diri supaya terhindar dari HIV dan AIDS. Sebab, saat ini HIV dan AIDS di Asmat sedang menjamur seiring dengan hadirnya pekerja seks komersial di warung-warung makan dan cafe di kota Agats.
"Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua per 30 September 2018, jumlah penderita HIV dan AIDS di Papua sebanyak 38.784 orang. Dari jumlah tersebut di Asmat terdapat 177 orang terinfeksi HIV dan AIDS. Karena itu, kita semua harus menjaga diri supaya tidak terinfeksi HIV dan AIDS," tutur Pit menghakhiri sesi sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS di SMA YPPK Yan Smit Agats.
Sekedar diketahui bahwa penyelenggaraan sosialisasi dan diskusi HIV dan AIDS di SMA YPPK Yan Smit Agats, pada Jumat, 9 November 2018, pukul 08.45-12.00 WIT terlaksana melalui kerja sama antara PSE Keuskupan Agats, SKP Keuskupan Agats dan KOMPAK LANDASAN serta para kepala sekolah SMP dan SMA di kota Agats. Para aktivis yang terlibat di dalam gerakan sosialiasi dan diskusi HIV dan AIDS ini tergabung dalam Komunitas Peduli AIDS Asmat.
Sosialisasi ini diikuti oleh seluruh siswa/i SMA YPPK Yan Smit Agats, perwakilan siswa/i dari SMA Negeri 1 Agats, SMA YPPGI Agats, SMP Negeri 2 Agats, SMP YPPK Yohanes Pembaptis Agats, SMP Yapis Agats dan SMP Negeri Mbait.
[Agats, 10/11/2018].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H