Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uskup Agats Tekankan Pentingnya Masuk dalam Hidup Orang Asmat

8 Oktober 2018   15:36 Diperbarui: 8 Oktober 2018   15:54 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini tidak mengurangi misi Gereja mewartakan Injil. Sekalipun di luar Gereja ada keselamatan. Injil tetap diwartakan kepada setiap orang, tetapi bukan dengan menolak dan menutup mata terhadap kehadiran masyarakat setempat dengan budayanya, sebaliknya membuka mata dan hati dan mau belajar dari budaya setempat," tegas Uskup Alo.

Dok.Pribadi.
Dok.Pribadi.
"Kita melihat bahwa para misionaris awal betapa besar perhatian mereka terhadap budaya setempat. Kita bisa menyebutkan sejumlah orang seperti, Mgr. Alfons Suwada (magister Antropologi), Pastor Stren, Pastor Pit Darus, termasuk misionaris yang ada di Keuskupan Jayapura, Pastor Herman Peters, Pastor Alfons van Nunen dan para misionaris di Merauke yang berhasil menulis kamus bahasa setempat. 

Ada juga Pastor Bob dan Pastor Vince di Asmat yang begitu besar menaruh perhatian terhadap budaya. Semua itu dilakukan supaya Injil yang kita wartakan, nilai-nilai injili itu bisa sungguh sampai kepada masyarakat. Injil diwartakan melalui dan di dalam budaya setempat. Gereja tidak terasing dengan masyarakat. Gereja mewartakan Injil kepada masyarakat yang  memiliki budaya tertentu," tegas Uskup yang ditahbiskan untuk menggembalakan umat Allah di Keuskupan Agats pada tahun 2002 silam ini.  

Uskup Alo menjelaskan bahwa Gereja sejak awal mula dan sekarang didukung oleh pemerintah melestarikan pesta-pesta seperti pesta budaya yang menampilkan seni ukir yang tahun ini memasuki usia ke ke-33 tahun. Ia menambahkan bahwa pesta budaya merupakan ungkapan perhatian dan keinginan Gereja yang menaruh hati untuk tetap menghargai budaya masyarakat setempat.

"Dalam musyawarah pastoral tahun 2007, kami menyadari bahwa pelayanan kami acapkali tidak kontekstual. Pelayanan kegembalaan kami, baik di Agats maupun di kampung-kampung tidak kontekstual. Petugas-petugas pastoral diajak untuk menyelami budaya setempat. Kalau belajar bahasa sampai sekarang tidak berhasil, minimal harus bisa membuka diri, apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kehidupan dan hati umat supaya pesan yang kita sampaikan bisa sampai kepada hati umat dan tidak terjadi kesalapahaman. 

Kita merasa sukses dan berhasil tapi dalam kenyataannya belum tentu karena tidak sampai mendarat pada pikiran dan hati umat," tugas Uskup Alo.

Untuk memperkuat tim pastoral Keuskupan Agats dalam memberikan pelayanan kepada orang Asmat Uskup mengatakan bahwa pihaknya setiap tahun menyelenggarakan hari-hari studi khusus budaya Asmat. "Kami memiliki program tahunan yang dikenal sebagai 'studi bersama' yang berhubungan dengan adat-istiadat. Kami alokasikan waktu satu tahun satu kali. Seluruh petugas pastoral hadir dan memelajari pokok tertentu yang berkaitan dengan pewartaan Injil di tanah Asmat yang melibatkan unsur budaya dan Injil," ungkapnya.

"Saudara-saudara. Momen hari Minggu ini mengingatkan kita semua agar kita menyelami, belajar adat-istiadat setempat. Betapa ini masih jauh dari diri kita. Kalau kita tinggal di sini, walaupun kita datang dari suku yang berbeda: Jawa, Toraja, Key, Tanimbar dan sebagainya.

Kita tidak berhenti sampai di situ. Kita mesti menjadi orang Asmat. Ini sebuah cita-cita, tetapi cita-cita itu harus tersentuh, kena pada diri kita. Kita datang di sini  tidak semata-mata karena mencari pekerjaan-katakanlah begitu-bukan semata-mata menjalankan tugas saja. 

Kalau kita datang di tanah Asmat, kita memang harus berusaha menjadi orang Asmat supaya kita menjadi bagian mereka dan mereka menjadi bagian kita. Ini penting sekali untuk mengatasi berbagai salah paham.

Komunikasi-komunikasi kadang-kadang terhambat karena tidak singkron dalam pandangan kita; agar hubungan kita tidak semata-mata fungsional. Hadir di sini-katakanlah-kita sebagai penjual dan saudara-saudara kita sebagai pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun