Dalam pergaulan dengan orang Asmat yang dilayaninya, Pastor Vesto juga belajar bahasa Asmat. Meskipun bahasa Asmatnya tidak lancar, tetapi ia sering menyapa menggunakan sapaan dalam bahasa Asmat sehingga menyentuh lubuk hati. "Saya belajar bahasa Asmat di Bapak Paskalis Kankey. Meskipun tidak lancar, tetapi kalau saya sapa pakai bahasa Asmat, mereka merasa saya menjadi bagian dari hidup mereka," jelasnya.Â
Di tengah berbagai keterbatasan biaya transportasi untuk melakukan turne ke kampung-kampung di luar pusat Distrik Akat, Pastor Vesto tetap bersemangat. Dirinya yakin bahwa setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, Tuhan akan menolongnya. Keyakinannya pada pertolongan Tuhan membakar semangatnya melintasi setiap rintangan yang menghadang. Medan pastoral yang sulit serta karakter manusia Asmat yang unik memacu dirinya berinovasi.Â
Ia tidak tinggal saja di pastoran. Ia berkeliling memperhatikan kampung, sekolah dasar, Puskesmas Ayam dan memotivasi masyarakat membentuk kelompok tani. Dirinya tidak memiliki uang untuk membantu berbagai kekurangan yang ada di sekolah dasar, Puskesmas Ayam dan kampung-kampung di Distrik Akat. Semangatnya dalam menyapa setiap komunitas dan pribadi yang dijumpainya membuat dirinya dikenal luas di Distrik Akat, bahkan di Kabupaten Asmat.
Berpastoral Bersama LANDASANÂ
Pastor Vesto tertarik. "Pit, kau harus bilang ke pimpinan LANDASAN bahwa LANDASAN harus masuk di Asmat. Kau harus tolong saya. Kasian, masyarakat di Distrik Akat sangat membutuhkan pendampingan yang macam LANDASAN mau bikin ini," pintanya.Â
Impian Pastor Vesto di awal kehadiran LANDASAN Papua di Asmat pupus. Berdasarkan pertemuan pimpinan LANDASAN Papua, Don Marut dan Bupati Asmat, 20 Maret 2017 disepakati bahwa LANDASAN Papua bekerja di Distrik Agats. Meskipun demikian, Pastor Vesto tidak kehilangan harapan. Setiap berjumpa dengan staf LANDASAN, dirinya pasti selalu minta supaya LANDASAN masuk ke Distrik Akat.Â
"Pit, kalau tahun ini LANDASAN tidak masuk di Distrik Akat tidak apa-apa, tapi tahun depan kalau LANDASAN mau masuk ke distrik lain, saya akan langsung bicara dengan pimpinan LANDASAN supaya masuk Distrik Akat. Kasian masyarakat di sana. Kampung, sekolah dasar, Puskesmas tidak berjalan dengan baik. Apa lagi HIV-AIDS, masyarakat tidak tahu apa-apa tentang HIV-AIDS," tuturnya di pengujung bulan Maret 2017.
Awal Januari 2018, Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk melanda Asmat. Sebanyak 72 anak Balita meninggal dunia. KLB tersebut menjadi berita nasional bahkan internasiona. Berbagai media meliputi peristiwa memilukan itu.Â
Pada akhir Januari 2018, LANDASAN Papua menggelar Pelatihan Tupoksi bagi aparat kampung di distrik Akat. Implementing Manager LANDASAN Papua, George Corputty hadir. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Pastor Vesto untuk mengungkapkan harapannya supaya LANDASAN Papua bisa masuk ke Distrik Akat.Â
Di warung hotel Sang Surya, Keuskupan Agats, sambil minum kopi, Pastor Vesto mengungkapkan harapannya supaya LANDASAN Papua masuk ke Distrik Akat, "Pak George, saya harap LANDASAN bisa masuk ke Akat. Saya siap menggerakan masyarakat di sana," pintanya. "Pastor, kami tidak janji, tapi kami akan bicarakan,"' jawab George singkat. Hari-hari selanjutnya, Pastor Vesto menanti jawaban.