Frans, pria asal Waur, Kei Besar yang menyelesaikan sarjana pendidikan guru sekolah dasar di Universitas Cenderawasih, Jayapura pada tahun 2016 ini juga membangun empat toilet siswa, papan nama sekolah dan gugus depan Pramuka, ruang doa, lemari delapan standar akreditasi, kantin sekolah dan tempat parkir. "Kami gunakan dana seadanya untuk melengkapi berbagai kekurangan di sekolah ini. Yayasan tidak banyak membantu karena keterbatasan dana. Karena itu, kami hanya mengandalkan dana BOS," ujar pria yang sejak tahun 1983 sudah menjadi guru di SD YPPK St. Paulus Atjs, Asmat.
Selain itu, saat ini para guru mulai menggunakan RPP saat mengajar. Frans selalu mengontrol para guru untuk setia menyediakan RPP. Setiap akhir pekan dilakukan evaluasi untuk mengecek kesiapan SD YPPK Salib Suci menghadapi akreditasi sekolah. Para guru pun semakin aktif mengajar.
Perubahan tata kelola dan pembenahan di SD YPPK Salib Suci Agats tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Saya berusaha meyakinkan para guru untuk bekerja sama membangun sekolah ini. Saya berkomitmen meletakkan dasar penyelenggaraan pendidikan berkualitas di sekolah ini. Karena itu, saya akan berusaha sampai sekolah ini benar-benar memenuhi standar akreditasi," tutur Frans bersemangat.
Frans menuturkan bahwa dalam mengelola sekolah dirinya selalu mengedepankan musyawarah bersama para guru. Dirinya membuat jadwal rapat dewan guru setiap bulan. "Setiap bulan kami rapat guru. Pada saat rapat, kami melakukan evaluasi proses belajar mengajar, tantangan dan kemajuan yang kami alami dalam mendidik anak-anak. Kami juga membicarakan program kegiatan yang akan kami lakukan pada bulan berikutnya." tuturunya. Ia menambahkan bahwa dirinya selalu mengawasi proses pelaksanaan hasil rapat yang telah disepakati bersama para guru.
Dalam melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah, Frans memiliki strategi pendekatan kepada para guru yaitu kekeluargaan. Ia menganggap bahwa semua guru merupakan keluarganya sehingga apa pun tantangan yang dihadapi selalu dikomunikasikan secara kekeluargaan. "Biar guru bikin salah atau tidak melaksanakan tugas dengan baik, biasa mereka segan ketemu saya, tetapi saya panggil dan kami bicara dari muka ke muka. Saya tidak biasa menegur mereka di depan umum," tuturnya.
Mengenai pengelolaan dana BOS, Frans menjelaskan bahwa dana BOS dikelola secara terbuka bersama para guru. Seluruh program kerja sekolah dibicarakan di dalam rapat dengan para guru sehingga pada saat dana BOS cair digunakan sesuai kebutuhan yang ada di dalam rencana anggaran belanja sekolah yang telah ditetapkan bersama para guru. "Pengelolaan dana BOS kami lakukan secara terbuka. Semua guru mengetahui pengelolaan dana BOS. Kami memiliki laporan yang lengkap tentang penggunaan dana BOS sehingga tidak ada saling curiga di antara para guru," tuturnya.
Frans masih memiliki impian yaitu membangun aula sekolah dan membenahi Perpustakaan. Ia berharap agar orang tua siswa mendukung keberadaan SD YPPK Salib Suci dengan memberikan kontribusi nyata melalui iuran sekolah. "Saya berharap orang tua mau membantu sekolah ini. Setiap dana yang masuk ke sekolah, kami akan pertanggung jawabkan," tambahnya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat yang selama ini sudah membantu SD YPPK Salib Suci dengan memberikan guru dan membangun sarana yang diperlukan. Frans masih berharap Dinas Pendidikan bisa memberikan guru berkualitas sehingga mutu sekolah bisa meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Apa pun kondisi sekolah, guru merupakan ujuk tombak kemajuan Pendidikan di sekolah. Guru berkualitas akan menghasilkan siswa-siswa berkualitas pula. Karena itu, Frans selalu berpesan kepada para guru SD YPPK Salib Suci untuk membangun kerja sama di kalangan guru dan orang tua siswa dan mencintai profesi guru dengan menjadi guru yang kreatif dan inovatif. "Hal paling mendasar adalah guru harus mencintai anak-anak di dalam seluruh proses belajar mengajar sehingga anak-anak merasa diterima di sekolah," tutur pria yang akan pensiun pada tahun 2022 itu dengan raut wajah serius.
Sementara itu, salah satu guru muda yang terlibat di dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa dan Perpustakaan SD YPPK Salib Suci, Christianus Rahajaan mengungkapkan bahwa pihak sekolah selalu berusaha supaya Perpustakaan bisa dibuka sehingga dapat digunakan oleh anak-anak. "Selama ini, guru senior, Bibiana Lestari yang mengelola perpustakaan ini setiap hari membuka Perpustakaan sehingga anak-anak bisa mengunjungi Perpustakaan untuk membacac buku dan mengerjakan tugas.Â