Kajian risiko bencana kampung Tablanusu mengingatkan kita semua untuk menghormati alam semesta ini. Kita tidak bisa hidup tanpa alam. Apa lagi orang Tablanusu, mereka memiliki ikatan emosional dengan alam: hutan, sagu, ikan dan lain sebagainya. Semuanya menjadi satu di dalam Sang Pencipta. Karena itu, semua pihak perlu menerima dan menghormati alam semesta ini, tanpa syarat apa pun.
Kita berharap ke depan, kampung Tablanusu, sebagai kampung wisata memiliki peran penting dalam upaya pengurangan risiko bencana melalui kegiatan-kegiatan bernuansa pendidikan kreatif, seperti sekolah alam dan lain-lain. Semua pihak, ondoafi, tokoh gereja, aparat kampung, tokoh pendidikan mesti bersatu hati membangun kampung Tablanusu menjadi kampung tangguh yang mengedepankan upaya pengurangan risiko bencana. Dengan demikian, ketika orang hendak belajar tentang kampung tangguh, mereka bisa belajar di Tablanusu. (Catatan refleksi ini ditulis di Abepura pada Jumat, 21 Oktober 22016; pukul 07.19 WIT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H