Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah di Kampung Tablasupa, Papua

26 Desember 2016   17:23 Diperbarui: 26 Desember 2016   17:40 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tablasupa mendung, lalu gelap/Hamparan pegunungan Cyclop tak tampak/Kabut putih bertebaran/Hujan sedang deras/Dingin menusuk kalbu/Darah tetap mengalir/Tak membeku/Sampai akhir/Di teras rumah ada kasih/Kasih itu rela berkorban/Mengampuni tanpa syarat/Kasih tak membeku/Di sini, langit Tablanusu kembali cerah/Cyclop tampak gagah perkasa/Laut bergelora/Bangkitlah/Berjalanlah tanpa menoleh/Kasih mendasarinya/Keadilan bersemi/Di sanalah gerbang keabadian untuk semua makhluk.” [Tablanusu, 7/10/2016;10.40 WIT]

Sepenggal refleksi, yang berkisah tentang hakikat manusia. Bahwa hidup bermakna sejauh manusia saling berbagi. Bukan soal segelas teh dan beberapa potong singkong goreng, tetapi soal keikhlasan memberi tanpa pamrih. Keikhlasan itulah  yang menambah nikmat pada segelas teh dan singkong goreng itu. 

Setelah minum dan menuliskan penggalan permenungan itu, saya bergegas ke balai kampung. Hujan masih turun. Rompi BNPB yang saya kenakan basah. Di balai kampung belum banyak orang. Kami masih setia menunggu. Pukul 11.30 WIT, hujan mulai redah. Peserta sudah berkumpul. Kami pun memulai kegiatan, “Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre”.

Di meja depan ruangan pertemuan kampung Tablanusu telah duduk Kepala Kampung, Ibu Salonika Kisiwaitouw, Sekretaris Distrik dan Ibu Lenny Pasulu. Saya berperan sebagai pembawa acara. Tanpa menggunakan mikrofon, saya memandu jalannya pembukaan kegiatan ini. Prosesnya dimulai dari salam pembukaan, doa yang dipimpin oleh fasilitator Games Kogoya, sambutan Sekretaris Distrik Depapre dan sambutan dari Ibu Leni Pasulu, mewakili Kepala BPBD Kabupaten Jayapura.

Sekretaris distrik, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pihaknya bersyukur bahwa diberikan kesempatan untuk mengikuti fasilitasi ketangguhan masyarakat. Sebab, pada bulan-bulan September, Oktober, November dan Desember sering hujan dan longsor. Belakangan juga terjadi gempa berturut-turut. Ia berharap peserta bisa mengikuti kegiatan dengan baik, mulai dari Oktober sampai Desember. “Ini ilmu yang baik. Nanti ada pelatihan. Bapa/ibu harus mengikuti kegiatan ini dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, kepala BPBD yang diwakili oleh Ibu Lenny Pasulu mengatakan bahwa kegiatan fasilitasi ini akan berlangsung sampai bulan Desember. Selama proses pendampingan dan fasilitasi tidak ada pembangunan fisik. Masyarakat dibekali dengan ilmu untuk mengenal lingkungannya. “Kami tidak bawa uang untuk pembangunan fisik. Kami membawa ilmu untuk bapa/ibu supaya mengetahui situasi di kampung ini. Sebab, daerah kita ini masuk dalam daerah rawan bencana. Ada gempa, longsor dan tsunami. Kampung ini terletak di antara laut dan gunung. Apa lagi lingkungan alam sudah mulai rusak sehingga sangat rentan terjadi bencana,” ungkapnya. Ia juga berharap agar warga masyarakat kampung Tablanusu menerima fasilitator dengan baik dan bisa belajar bersama-sama untuk mengenal lingkungannya.

Pukul 11.55 WIT, rangkaian acara pembukaan fasilitasi ketangguhan masyarakat selesai. Selanjutnya, fasilitator Priyo langsung memandu peserta untuk masuk ke dalam materi pengenalan program fasilitasi ketangguhan masyarakat di kampung Tablanusu. Priyo menjelaskan bahwa masyarakat perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. “Kalau ada bencana, kita sendiri harus bisa menolong dan menyelamatkan diri kita,” ungkapnya. Ia juga mengajak peserta untuk mengingat kembali lembaga yang pernah mendampingi warga kampung terkait kebencanaan. Selain itu juga peserta dan fasilitator sepakat bahwa pada pertemuan mendatang akan dilakukan di balai yang terletak di tepi pantai Amay. Eli Apaseray akan menyiapkan aula tempat pertemuan pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 mendatang. Pada akhirnya, Priyo membacakan nama-nama peserta yang berjumlah dua puluh enam orang ditambah empat orang tokoh warga kampung Tablasupa.

Penjelasan, diskusi dan kesepakatan terkait proses fasilitasi bersama masyarakat berakhir pada pukul 12.50 WIT. Kami pun mengakhiri rangkaian kegiatan pembukaan ini dengan doa yang dipimpin oleh salah satu peserta yang merupakan majelis di kampung Tablasupa. Sesudah doa, kami pergi makan siang di rumah keluarga yang berada di depan kantor kampung Tablasupa. Ibu-ibu Persekutuan Wanita (PW) telah menyiapkan makanan yang lezat. Ada papeda, ikan kuah kuning, keladi tumbuk dan sayur pucuk labu santan. Kami menikmati makan siang ini dengan lahap. Ada kegembiraan dan sukacita di raut wajah kami.

Pukul 13.45 WIT, kami meninggalkan kampung Tablasupa. Kami melanjutkan perjalanan ke kampung Tablanusu. Kami bermaksud melakukan pertemuan dengan kepala Kampung Tablanusu untuk persiapan pelaksanaan pembukaan fasilitasi ketangguhan masyarakat yang akan dilaksanakan pada Senin, 10 Oktober 2016.

Pukul 14.05 WIT, kami tiba di kampung Tablanusu. Ini adalah pertama kali saya datang ke Tablanusu. Sebelum masuk kampung, kami melewati jalan terjal. Pada saat tiba, tampak di sepanjang jalan dan pantai batu-batu kecil tersusun rapi. Tampak pula sebuah telaga air tawar yang agak kabur.

Kami berhenti di depan rumah kepala kampung. Kami turun dan mengecek kepala kampung, tetapi beliau sedang pergi ke Sentani. Kami hendak pergi ke kantor kampung Tablanusu, tetapi ada beberapa ibu yang sedang menganyam noken menyapa kami. Kami bercerita dengan mereka. Tidak lama kemudian, istri kepala kampung, yang juga wakil ketua Persekutuan Wanita (PW) datang. Kami langsung berdiskusi dengannya terkait persiapan kegiatan fasilitasi pada Senin mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun