Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Robert Jitmau dan Gerakan Ekonomi Orang Papua, Sebuah Memoar

20 Mei 2016   23:42 Diperbarui: 27 Desember 2016   04:31 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang desain fisik pasar disepakati terdiri atas empat lantai, yang terdiri atas lantai satu digunakan untuk pedagang bahan-bahan basah (sayur, buah-buahan, dll). Lantai dua digunakan untuk bahan-bahan kering (roti, dll). Lantai tiga digunakan untuk budaya (kerajinan budaya, souvenir, aksesoris, dll). Lantai empat digunakan untuk pendidikan anak-anak.

Pada pertemuan ini, Rojit diminta untuk menjadi koordinator pasar permanen yang akan dibangun itu, tetapi dirinya dengan tegas menolak. Bahkan ia berujar, “Pasar ini adalah hasil kerja kita bersama, bukan saya,” tegasnya waktu itu. Setelah diberikan penjelasan, Rojit akhirnya bersedia untuk menjadi koordinator dengan syarat dirinya tidak akan menangani hal-hal teknis, sebab membutuhkan orang yang ahli di bidang ekonomi. 

Rojit dan ekonomi orang Papua, ibarat mata uang yang tidak saling terpisahkan. Ia setia mendampingi Mama-Mama Pedagang Asli Papua di tengah kota Jayapura untuk mendapatkan tempat berjualan yang layak. Dari sebagian banyak aktivis yang tergabung dalam SOLPAP, Rojitlah yang selalu ada di tengah-tengah Mama-Mama.
Rojit setia dan sabar menghadapi Mama-Mama Papua yang acapkali marah, bahkan mencaci-makinya. Pada tahun 2009-2010 silam, pada waktu kami melakukan pemutakhiran data Mama-Mama Pedagang Asli Papua yang berjualan di emperan toko dan trotoar, ada Mama-Mama yang sangat marah. “Kamu tipu-tipu kami saja. Setiap saat ambil data terus, tetapi pasar tidak pernah dibangun,” teriak Mama-Mama waktu itu. Rojit hanya tersenyum dan meminta kami untuk sabar. Dan kesabaran dan kesetiaan itulah yang mengantarnya tetap bersama Mama-Mama Papua sampai akhir hayatnya. 

Rojit selalu berjuang supaya orang Papua bisa berdagang sebagaimana kaum pendatang. Ia mau supaya ekonomi orang Papua bisa maju seperti kaum pendatang. Untuk itulah ia setia menemani Mama-Mama Papua dalam perjuangan untuk mendapatkan pasar yang layak di tengah kota Jayapura. Ironisnya, pada saat pasar yang diimpikannya mulai terealisasi, ia pergi untuk selamanya. 

Saat jenasahnya dibaringkan hampir selama sepuluh menit di pasar Mama-Mama Papua, Mama Yuliana Pigai, yang sejak awal berjuang bersama Rojit dan tim SOLPAP mengungkapkan bahwa Rojit adalah sosok pejuang ekonomi orang Papua. Ia telah memberikan dirinya untuk kemajuan dan kesejahteraan orang Papua sampai akhir hayatnya. 

Rojit adalah putra terbaik Papua yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kemajuan ekonomi orang Papua, yang konkretnya melalui pasar untuk Mama-Mama Papua di kota Jayapura. Ia konsisten pada perjuangannya bersama Mama-Mama. Ia mendampingi Mama-Mama Papua dengan tulus-ikhlas, tanpa mengeluh. Ia bekerja tanpa menerima upah. Demi cintanya pada Mama-Mama Papua, ia rela dicaci-maki, diteror dan diancam. Pada akhirnya, khalayak meyakini bahwa kematiannya yang tragis di tepi pantai Hamadi itu merupakan konsekuensi dari kesetiaannya dalam memperjuangkan pasar yang layak bagi Mama-Mama Papua di tengah kota Jayapura. 

Rojit pergilah ke negeri orang-orang hidup. Temuilah leluhur dan penciptamu. Dari tempatmu, doakanlah kami semua, agar mampu melanjutkan misimu dalam memperjuangkan ekonomi bagi orang Papua. Kaulah peletak dasar ekonomi orang Papua dan kami akan melanjutkannya. [Abepura, 21 Mei 2016; pukul 00.44 WIT]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun