Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paniai Berdarah, Potret Militerisme di Papua

8 Desember 2015   04:34 Diperbarui: 8 Desember 2015   13:25 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia harus ingat bahwa perlakuannya yang keji terhadap orang Papua menunjukkan rendahnya martabat bangsa Indonesia. Bahkan kalau Indonesia tetap membunuh orang Papua, maka pada waktunya dunia internasional akan berteriak menyuarakan pengembalian kedaulatan rakyat Papua yang dicaplok oleh Indonesia, melalui Pepera 1969 yang tidak adil itu. Indonesia tidak bisa mempertahankan Papua untuk tetap berada dalam NKRI dengan cara membunuh orang Papua. 

Pada peringatan satu tahun kasus Paniai berdarah ini, Indonesia semestinya membuka diri dan memproses para pelaku penembakan. Kalau kasus ini tidak diselesaikan, maka akan menambah daftar panjang kasus pembunuhan terhadap orang Papua, yang tidak pernah diselesaikan. Indonesia akan semakin tersudut di dunia internasional terkait penghormatan terhadap hak asasi manusia. Bukan itu saja, kekejian Indonesia terhadap orang Papua telah membangkitkan semangat solidaritas dan persatuan yang kokoh untuk merebut kembali kedaulatan Papua.

[Abepura, 08-12-2015; pukul 06.14 WIT] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun