Keluarga-keluarga perlu menyadari bahwa orang tua bertanggung jawab penuh terhadap hidup dan masa depan anak-anak. Orang tua harus melindungi anak-anak dari unsur-unsur kekerasan, baik fisik maupun verbal. Bukan sebaliknya, orang tua justru mengekploitasi anak-anak untuk memenuhi keinginannya.Â
Di dalam keluarga, anak-anak perlu didengarkan, bukan menjadi objek pelampiasan permasalahan orang tua. Anak-anak berhak mendapatkan keadilan dan rasa aman. Semua itu bermula dari dalam keluarga dan lingkungan sekitar.Â
Anak-anak perlu tumbuh dan berkembang dalam mengaktualisasikan dirinya berdasarkan talenta, minat dan bakatnya, bukan berdasarkan keinginan orang tua. Sebagai orang tua, perlu memberikan nasihat dan petunjuk, tetapi tidak memaksa. Kalau orang tua memaksa, apa lagi dengan jalan kekerasan, hanya akan menimbulkan luka bagi anak. Akibatnya, anak-anak bertumbuh secara pincang.Â
Apa pun alasannya, hidup, tumbuh-kembang dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab orang tua. Menjadi apa seorang anak di kemudian hari, sangat tergantung pada pendidikannya yang diterima saat ini di dalam keluarganya. Kalau kita mau bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan bermartabat, maka perlu memberikan perhatian serius terhadap anak-anak sejak dini. [Abepura, kamp Cina, Jl. Ayapo, No.30 Abepura, 08 Juli 2015; pk 06.25 WIT_Saat merenung tentang makna kehadiran anak-anak dalam keluarga-keluarga]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H