Hilary Ronny Aritonang(241011500057)
Mahasiswa S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Pamulang
Mata Kuliah: Dasar Negara Pancasila
Reguler: B
Dosen Pengampu: Dr. Herdi Wisman Jaya, S.pd., M.H
PENDAHULUAN
Pancasila, sebagai landasan negara Indonesia, adalah ideologi yang mengandung nilai-nilai mulia yang diharapkan dapat menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, dalam pelaksanaannya, sering kali muncul perbedaan antara nilai-nilai Pancasila dan kenyataan yang ada di masyarakat. Tulisan ini akan membahas secara mendetail mengenai Pancasila sebagai ideologi, tantangan yang muncul dalam pelaksanaan, serta langkah-langkah yang harus diambil untuk menghubungkan kesenjangan antara ideologi dan kenyataan.
Â
Asal Mula Pancasila
Pancasila dikenalkan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sebuah pidato di hadapan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Istilah "Pancasila" diambil dari bahasa Sansekerta, yang artinya "lima asas". Kelima orang tersebut adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan menghormati kebebasan beragama.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: Menghargai harkat dan martabat manusia, serta mempromosikan keadilan dan kesetaraan.
3. Persatuan Indonesia: Membangun kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, menghormati keberagaman budaya dan adat istiadat.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan: Mengembangkan demokrasi, menghormati hak-hak rakyat, dan mempromosikan keadilan sosial.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Membangun masyarakat adil dan makmur, mempromosikan kesetaraan ekonomi dan sosial.
Pancasila bukan hanya landasan negara tetapi juga lambang perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Pancasila sebagai Dasar Pemikiran
Aspek-aspek dimensi Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi memiliki sejumlah dimensi krusial yang mencerminkan sifat-sifatnya:
Dimensi Realitas: Prinsip-prinsip Pancasila berasal dari kehidupan rakyat Indonesia dan harus bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa Pancasila tidak hanya sekedar ide teoritis, tetapi harus hidup dan berarti dalam praktik sosial.
Dimensi Idealitas: Pancasila mengandung tujuan dan nilai-nilai fundamental sebagai panduan hidup yang bersifat terstruktur, komprehensif, dan logis. Nilai-nilai ini menyuntikkan harapan dan semangat kepada masyarakat dalam meraih tujuan bersama.
Dimensi Fleksibilitas: Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu beradaptasi dengan perubahan zaman dan kemajuan pemikiran baru, agar tetap relevan dalam konteks modern.
Kepentingan Pancasila di Zaman Kontemporer
Di zaman globalisasi, prinsip-prinsip Pancasila masih tetap penting sebagai acuan moral dan etika bagi masyarakat Indonesia. Dalam menghadapi tantangan seperti intoleransi, ketidakadilan sosial, dan konflik antar kelompok, Pancasila dapat berperan sebagai penghubung dan penyeimbang.
Tantangan Pelaksanaan Pancasila
- Kesenjangan Antara Pemikiran dan Kenyataan:
Walaupun Pancasila memiliki nilai-nilai yang tinggi, pelaksanaannya sering kali menghadapi tantangan. Berbagai tantangan utama dalam mewujudkan Pancasila antara lain:
- Korupsi dan Penyalahgunaan Otoritas:
Tindakan korupsi yang masih umum di berbagai sektor pemerintahan bertentangan dengan asas keadilan sosial.
- Intoleransi Agama:
Berbagai kasus intoleransi yang muncul menandakan bahwa prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa belum sepenuhnya diimplementasikan.
- Ketidakadilan Sosial:
Banyak orang masih hidup dalam keadaan miskin, sementara sekelompok kecil menikmati kekayaan yang berlimpah.
- Politik Identitas:
Meluasnya politik identitas dapat membahayakan kesatuan bangsa yang merupakan salah satu prinsip utama Pancasila.
Usaha Meningkatkan Penerapan Pancasila
Untuk menyelesaikan tantangan ini, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak:
Pendidikan Pancasila: Memperkuat pengajaran nilai-nilai Pancasila di institusi pendidikan agar generasi muda menyadari signifikansi ideologi ini.
Penegakan Hukum: Meningkatkan penegakan hukum untuk melawan korupsi dan praktik tidak etis lainnya.
Dialog Lintas Agama: Mengedepankan dialog di antara penganut berbagai agama untuk memperkuat toleransi dan pemahaman bersama.
Keterlibatan Masyarakat: Mendorong penglibatan aktif masyarakat dalam proses politik guna merealisasikan demokrasi yang dipimpin oleh kebijaksanaan.
Â
Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat krusial dalam membangun karakter dan identitas nasional. Akan tetapi, tantangan dalam pelaksanaannya perlu ditangani dengan serius agar nilai-nilai mulia itu dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kolaborasi seluruh lapisan masyarakat, diharapkan Pancasila tidak hanya sekadar slogan, tetapi juga dijadikan panduan konkret dalam mewujudkan bangsa yang adil, makmur, dan berbudaya.
Â
Referensi
- Kumparan.com. (2023). Mengenal Dimensi Realitas dalam Ideologi Pancasila.
- Gramedia.com. (2024). Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.
- Detik.com. (2024). 3 Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Nasional dan Contohnya.
- Repository Unikom.ac.id. (n.d.). PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA.
- Sipejar.um.ac.id. (n.d.). PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.
Artikel ini memberikan gambaran umum mengenai hubungan antara ideologi Pancasila dengan realitas sosial di Indonesia saat ini.
Ditulis oleh: Petrus Halawa & Hillary Ronny Aritonang, Mahasiswa Universitas Pamulang
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H