Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perahu Harapan di Laut Raja Ampat

27 Januari 2025   05:05 Diperbarui: 27 Januari 2025   05:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI (Sumber:  pixabay.com) 

Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Pada suatu musim, badai besar melanda Raja Ampat. Angin kencang dan ombak tinggi merusak banyak perahu nelayan, termasuk milik Pak Umar. Perahu tua yang menjadi andalannya hampir karam, menyisakan kepedihan mendalam. Tanpa perahu itu, ia merasa kehilangan bagian penting dari hidupnya.

"Bapak, bagaimana kita sekarang?" tanya Nisa dengan nada cemas.

Pak Umar menatap anak bungsunya dengan senyum tegar. "Kita akan mencari cara, Nisa. Bapak tidak akan menyerah."

Dengan meminjam uang dari koperasi desa, Pak Umar memperbaiki perahunya. Meski hutang itu berat, ia tidak berhenti berjuang. Selain melaut, ia mulai menawarkan jasa tur perahu sederhana kepada wisatawan. Ia membawa mereka ke tempat-tempat terbaik, memperlihatkan terumbu karang dan ikan-ikan eksotis yang menjadi kebanggaan Raja Ampat.

Pada suatu hari, seorang wisatawan asing bertanya kepadanya, "Pak Umar, mengapa Anda begitu bersemangat membimbing kami?"

Dengan senyum khasnya, Pak Umar menjawab, "Saya ingin dunia tahu betapa indahnya Raja Ampat. Dan saya ingin anak-anak saya memiliki masa depan yang lebih baik dari saya. Setidaknya masa depan mereka seindah alam Raja Ampat ini"

Kisah perjuangan Pak Umar ternyata menyentuh hati wisatawan itu. Sebelum pulang, wisatawan tersebut memberikan sumbangan untuk membantu memperbaiki perahu Pak Umar. Dengan perahu yang lebih baik, usahanya semakin maju. Ia juga mulai melibatkan anak-anak muda di kampungnya untuk belajar menjadi pemandu wisata.

Warga kampung pun mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan laut. Bersama-sama, mereka membersihkan pantai dari sampah, melindungi terumbu karang, dan menghentikan penggunaan alat tangkap ikan yang merusak.

Tahun demi tahun berlalu. Siti berhasil menjadi guru di sekolah kampung mereka, seperti yang ia impikan. Arman menyelesaikan pendidikan kedokteran dan kembali ke Raja Ampat untuk membuka klinik sederhana bagi warga. Nisa, dengan semangatnya yang besar, memimpin proyek konservasi laut di kampung itu, melibatkan banyak anak muda untuk melindungi keanekaragaman hayati.

Pada malam terakhir tahun itu, keluarga Pak Umar duduk di dermaga di bawah langit penuh bintang. Perahu tua yang dulu hampir karam kini berdiri kokoh, menjadi saksi bisu perjuangan mereka.

"Bapak, perahu ini adalah simbol perjuangan kita," kata Siti sambil memandang ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun