Pada selembar kertas yang dibagikan kepada pengunjung dikisahkan pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam tarian tersebut.
Sore itu kurang lebih 1.500 wisatawan memadati arena pertunjukan yang berada di barat Puncak Uluwatu.
Ada empat adegan yang dipertontonkan para penarian tarian kecak sore itu, yang secara singkat mengisakan epos Ramayana dimana karena akal jahat Dewi Kakayi (Ibu Tiri) Sri Rama, Putra mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya diasingkan dari istana ayah andanya Sang Prabu Dasarta.
Dengan ditemani adik laki-lakinya (Laksamana) serta istrinya (Dewi Sita) yang setia, Sri Rama pergi kehutan Dandaka.
Pada saat mereka berada di hutan, mereka diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) seorang raja yang lain, dan Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita, ia lalu membuat upaya untuk menculik Sita, dan ia dibantu oleh pelatihnya, Marica.
Dengan kesaktiannya Raksasa Marica menjelma menjadi seekor kijang emas yang cantik dan lalu menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur ke Alengka Pura.
Dengan mengadakan tipuan ini maka Rama dan Laksamana berusaha menolong Sita dari cengkraman raja yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara kera dibawah panglima Hanoman maka mereka berhasil mengalahkan bala raksasa Rahwana yang dipimpin oleh Meganda, putranya sendiri.
Akhirnya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat.
Kisah ini dikemas dengan begitu menarik dan membuat penonton yang berasal dari berbagai negara tersebut berdecak kagum. Sesekali para pelakonnya khususnya si kera putih (Hanoman) menghampir wisatawan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, tarian ini dipentaskan setiap sore saat matahari beranjak keperaduannya. Karena itu jika anda mengunjung Bali, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan pesona dan indahnya tarian kecak di Kawasan Obyek Wisata Uluwatu, Bali.