Selain dekat dengan bandara, Kawasan Wisata Gua ini juga sangat dekat beberapa resort dan homestay yang berkembang sangat pesat di bibir selatan Pulau Waigeo Raja Ampat. Misalnya AFU Dive Resort, Scuba Republik Dive Resort, dan beberapa homestay yang dikelola oleh masyarakat setempat seperti Homestay Yenkankanes, Warimpurem Homestay, Alternative Stay, Mangoes Guest House dan juga resort-resort lainnya.
Setibanya di pintu travaler akan disuguhkan dengan pemandangan menarik berupa batu-baru kasrt yang mengantung sebagai proses stalaktif alami yang kemungkinan terjadi ribuan tahun. Dan tempat ini sangat bagus untuk pengambilan gambar. Sampai sekarang memang belum ada referensi ilmiah ataupun catatan resmi tentang proses terbentuknya gua tersebut. Tapi kemungkinan besar gua tersebut ada sejak pembentukan pulau Raja Ampat.
Berdasarkan laporan ilmiah bahwa secara geologi, kepulauan Raja Ampat tidak terlepas dari sejarah geologi pembentukan Pulau Papua yang terletak pada bagian tepi Lempeng India-Australia. Papua berkembang akibat adanya pertemuan Lempeng India-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke Barat.Â
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Waigeo, skala 1 : 250.000, yang disusun oleh Supriatna drr, 1995, batuan penyusun Pulau Waigeo dan sekitarnya terdiri atas aluvium, konglomerat aneka bahan, batugamping terumbu, batugamping Formasi Puri dan Formasi Waigeo, batupasir arkosa Formasi Yeben, batulanau Formasi Rumai dan Formasi Tanjung Bomas, batuan gunung api, dan batuan ultramafik. (sumber)
Setelah melewati pintu yang kecil, kami menemukan lubang gua pertama yang berukuran besar. Hanya saja kondisi gelap. Karena itu traveler diharapkan untuk membawa penerangan yang cukup untuk menikmati indahnya dinding karst dan stalaktit yang mengantung dan menempel pada dinding gua. Selain ribuan stalaktit yang mengantung dilangit dan didinding gua juga terdapat ribuan stalakmit yang membuat gua naporboi ini nampak indah dan mempesona.
Beberapa dokumentasi tentang stalaktit dan stalagmit di Kawasan Wisata Gua Napirboi, Raja Ampat:Â
Stalagmit terbentuk dari kumpulan kalsit yang berasal dari air yang menetes. Stalagmit ditemukan di lantai gua, biasanya langsung ditemukan di bawah stalaktit. Mineral yang dominan dalam pembentukan stalagmit adalah kalsit (kalsium karbonat). Mineral lainnya meliputi karbonat lain, opal, kalsedon, limonit dan beberapa sulfida. (Sumber).
Usai gua pertama kami coba terus mengendus lebih kedalam lagi. Ternyata ada beberapa lubang gua yang semuanya berukuran besar. Bahkan ada empat lubang gua yang sempat kami susuri. Suasannya hampir sama, gelap dan sunyi. Hanya ada bunyi kepakan burung walet yang terbang kesana kemarin dan tetesan air dari diding dan langit-langit gua.
***
 Sehubungan akses menuju Kawasan Wisata Gua Naporboi melalui Waisai, maka perlu kiranya diinformasikan kepada travaler bahwa ada banyak pilihan transportasi menuju Waisai-Ibukota Kabupaten Raja Ampat.  Namun yang perlu di ketahui bahwa Waisai berada di Pulau Waigeo,  sebagai salah satu dari empat pulau besar di Kabupaten Raja Ampat adalah Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool.
Waisai adalah titik memulai pertualangan di Raja Ampat. Untuk sampai ke Waisai maka para travaler dari luar Papua harus melalui Bandara Sorong selanjutnya ke Pelabuhan rakyak dan selanjut ke Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Adanya banyak penerbangan komersil yang bisa dipilih menuju Bandara Sorong saat ini. Ada Seriwijaya Air, Garuda Indonesia, Nam Air, dan Batik Air.Â