Tujuan pokok pernikahan adalah kebahagian. Kebahagian dalam rumah tangga tidak datang dengan sendirinya tapi kebahagian itu perlu diraih melalui perjuangan dan pengabdian.
Kedua: Cinta dalam pernikahan adalah cinta yang sadar dan terencana.Â
Maksudnya ketika dua insan memiliki keinginan untuk mengikat janji setianya dalam pernikahan suci maka itu dilakukan melalui perencanaan matang, entah merencanakan pekerjaan, tentang jumlah anak, tentang pengelolaan keuangan, tentang rumah dan lain sebagainya.Â
 Pernikahan yang tidak melalui suatu perencanaan yang matang dan sadar hanya akan menghantar kedua insan kepada jurang kehancuran. Dan dalam perencanaan itu benar-benar melibatkan kedua belah pihak.
Ketiga, ketika dua insan memutuskan menikah karena atas dasar adanya rasa cinta maka cinta mereka sesungguhnya akan semakin kuat dan semakin dalam setalah pernikahan.Â
Pernikahan adalah bukti bahwa kita saling menerima dan memiliki. Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Karena itu menikah adalah tahap awal dua insan membangun cinta. Dalam pernikahan itulah kedua insan untuk saling mengisi dan saling membantu. Dan itulah cinta dalam artian pernikahan.
Dengan komitmen kuat, janji untuk saling mencintai, setia, saling menguatkan dalam segala kondisi, maka pernikahan dapat berjalan dengan harmonis. Semakin lama bersama, benih-benih cinta akan semakin tumbuh besar dan kuat.
Masa-masa usai pernikahan bukan waktunya untuk berdebat soal kekurangan dan keterbatasan, tetapi bagaimana kedua insan membangun cinta  dengan saling mengisi untuk melengkapi kekurangan pasangan.
Keempat, tugas suami dan istri setelah pernikahan adala menjaga benih cinta tersebut agar tetap tumbuh.Â
Rasa cinta bisa mati jika kedua belah pihak tidak menjaganya dengan baik.Â
Semoga ulasan ini menjadi bahan refleksi bagi banyak pasangan suami-istri atau siapa saja yang hendak memilih hidup untuk menikah. Â Â