Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melihat Hamparan Tanah Perjanjian dari Puncak Gunung Nebo di Yordania

20 Desember 2018   16:33 Diperbarui: 20 Desember 2018   20:52 2442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan Ziarah Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)

Mengunjungi Jerusalem merupakan kerinduan dan dambaan setiap umat Nasrani di dunia. Karena Jerusalam/Israel memiliki peran penting dalam perjalanan dan peradaban manusia zaman ini.

Sebagai orang Kristen, sejak kecil saya memiliki impian dan kerinduan itu. Dan saya cukup beruntung karena meraih undian ziara rohani ke Yerusalem bersama tiga Aparatur Sipil Negara lainnya, Andy Rumayauw, Yuliana Matutu, Salmon Pandori, juga Hendrika Kaisuku.

Ada juga Pdt.Lambria Panjaitan dari perwakilan masyarakat yang difasilitasi keluarga Alfaris Umlati tetapi juga 10 tokoh agama Raja Ampat dari denominasi gereja di Raja Ampat antara lain Sr.Anselma, Pdt. Ester, Pdt. Anis Lewerisa, Pdt. Apolos Latunusa, Pdt. Jonathan Bisai, Pdt. Ivon Masram, Pdt. Samuel Fakdawer, Pdt. Paulus R. Sarimole, tokoh masyarakat, Stefen Numberi, Martha Sanadi yang dibiayai APBD Raja Ampat 2018. Tetapi juga ada menggunakan biaya pribadi yakni Opra Syaranamual, juga Ricky dari Jakarta. 

Kami menjadi satu tim ziarah rohani ke tanah suci Yerusalem dari Raja Ampat, Papua Barat tahun 2018.

Rombongan Ziarah Rohani Raja Ampat ke Yerusalem(Dokpri)
Rombongan Ziarah Rohani Raja Ampat ke Yerusalem(Dokpri)
Singkat cerita setelah proses administrasi di Kantor Imigrasi Sorong kami pun berangkat ke Jerusalem dari Bandara Kota Sorong melalui Jakarta, Rabu, 05 Desember 2018.

Jeane Janet Maspaitella dari Kla Guinea Tours and Travel selaku agen perjalanan kami menjelaskan jika perjalanan ziarah rohani ke Israel atau Jerusalem ini harus melalui Dubai, Uni Emirat Arab dan selanjutnya ke Amman, Jordania.

"Perjalanan rohani Kita ke Yerusalem melalui Jordania tetapi transit di Dubai. Di Jordania kita akan ke gunung Nebo," kata Jeane Janet Maspaitella saat memberikan arahan pada rombongan.

Sebagai orang baru, saya dan teman-teman rombongan Ziarah Rohani ke Yerusalem yang umumnya para pendeta ini hanya mengikuti arahan biro perjalanan, Kla Guinea Tour and Travel.

Selama transit di Jakarta kami memanfaatkan waktu membeli sejumlah perlengkapan diperjalanan, salah satunya jaket musim dingin. Karena sesuai Informasi pada Bulan Desember daerah Timur Tengah memasuki musim dingin, termasuk Israel dan Negara di sekitarnya.

Setelah beres, akhirnya malam menjelang subuh (Kamis, 06 Desember 2018) kami menunju Bandara Soekarno Hatta.

Dari Jakarta kami terbang dengan Pesawat Air Bus Emirates.

Perjalanan ke Dubai memakan waktu kurang lebih 8 jam dan kami tiba Dubai kurang lebih pukul 06.00 subuh waktu Arab Saudi.

Setelah transit selama satu jam kami meneruskan perjalanan dengan pesawat yang sama ke Bandar Udara International Queen Alia, Kota Amman Jordania. Perjalanan ke Jakarta ke Jordania plus transit di Dubai kurang lebih 14 jam.

Udara dingin menyambut kami saat menginjakkan kaki di Jordania, negara kerajaan di tepi Barat Sungai Yordan. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Iran di timur-laut, Suriah di utara dan tepi Barat dan Israel di Barat.

Bandar Udara Internasional Queen Alia, Amman, Jordania (dokpri)
Bandar Udara Internasional Queen Alia, Amman, Jordania (dokpri)
Sebuah bus pariwisata berwarna putih menunggu kami dengan Tour Guide, Mr. Khaleb di gerbang Bandar Udara Internasional Queen Alia. Pagi itu, gerimis bercampur kabut tipis menyelimuti bumi Yordania.

Kami pun bergegas menuju bus. Gunung Nebo menjadi tempat pertama agenda kami dalam Ziarah ke tanah suci Yerusalem.

Di dalam bus, Khaleb, yang berasal dari Kota Salt yang berjarak 30 Km dari Yordania itu menjelaskan profil singkat negara Kerajaan Yordania. Termasuk menjelaskan latar belakang nama Bandar Udara International Queen Alia.

Menurutnya, nama bandara itu diambil nama istri ketiga Raja Hussein dari Yordania yang berasal dari Palestina, Ratu Queen Alia dan mengalami kecelakaan dengan helikopter dan meninggal dimana bandara ini dibangun pada tahun 1983.

Khaleb juga menjelaskan panjang lebar sejarah kerajaan, ekonomi dan sosial budaya masyarakat Yordania.

Sambil mendengarkan penjelasan Khaleb yang pernah belajar bahasa Indonesia di kota gudek, Jogjakarta ini selama kurang dua bulan pada 2017 ini, kami juga disuguhkan pemandangan menarik dipinggir kiri kanan jalan raya menuju Gunung Nebo.

Disepanjang perjalanan, kami menyaksikan hamparan padang pasir. dibeberapa tempat tertentu yang kami lewati terdapat pemukiman penduduk. Misalnya di Maadaba. Khaleb menjelaskan Maadaba itu artinya tanah yang subur.

Selain pemukiman kami juga melihat lahan perkebunan zaitun, tanaman khas wilayah timur tengah.

"Di Jordania ada 20 juta pohon zaitun. Orang Yordania suka makan buah zaitun, minyaknya bisa dipakai untuk makanan untuk mengurangi kolestrol. Tiap pagi kami juga minum satu sendok supaya sehat," jelas Khaleb.

Selain mengurai profile singkat Yordania, Khaleb juga menjelaskan panjang lebar riwayat hidup Nabi Musa, mulai dari kecil, membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, membelah laut Merah, menerima sepuluh perintah Allah di Gunung Sinai, akhirnya menaiki Gunung Nebo.

Situs Gunung Nebo memiliki makna panting dalam memorial perjalanan Nabi Musa. Pada akhir masa hidupnya Nabi Musa naik ke Gunung Nebo untuk melihat tanah perjanjian karena Tuhan tidak mengijinkannya masuk, Nabi Musa akhirnya meninggal di sana.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, bus yang dikendarai Ahmad itu tiba di Puncak Gunung Nebo.

Dari jendela bus kami melihat hamparan tanah perjanjian, tanah Kanaan. Kami pun segera turun sambil tenteng kamera untuk mendokumentasikan pesona Gunung Nebo dan sekitarnya.

"Puji Tuhan, alam yang luar biasa," ujar Stefen Numberi salah peserta rombongan sambil mengeluarkan kamera handphone.

Rombongan Ziarah Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)
Rombongan Ziarah Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)
Gunung Nebo sendiri berada pada ketinggian 817 meter diatas permukaan Laut di ditepi barat Yordania. Posisinya yang strategis membuat mata sangat leluasa memandang indahnya pesona hamparan tanah perjanjian, tanah Kanaan.

Dari puncak gunung ini, kami bisa melihat panorama lembah Sungai Yordan dan Kota Yerikho.

Selain melihat hamparan tanah perjanjian, di puncak Gunung Nebo, kami melihat simbol salib besar dari perunggu yang dibuat oleh seniman Italia, Giovani Fantoni. Simbol ini menandakan tiang yang dililit ular tembaga yang dibuat oleh Musa.

"Ayo foto dibawah tongkat Nabi Musa," ajak Pdt. Paulus R. Sarimole salah satu tokoh agama dalam Tour Rohani Jerusalem tersebut.

Selain tiang tongkat Nabi Musa, dipuncak ini terdapat sebuah gereja yang indah yang dibangun masa bisantium oleh umat kristen awal yakni pada tahun 400 sesudah masehi.

Khaled menjelaskan gereja itu direnovasi beberapa kali. Pada abad ke-7, terjadi gempa dasyat menghanxurkan gereja tersebut, lalu pada tahun 1933, pastor-pastor Fransiskan dari Italia membangun kembali gereja dan mengolanya hingga saat ini.

Di dalam gereja kami menemukan batu-batu mozaik zaman dahulu. Selain itu, ada juga sygha atau bekas makam Nabi Musa.

Pimpinan Gereja Katolik sedunia, Mendiang Paus Johanes Paulus II berkunjung ke tempat ini dan mengadakan Misa serta menanam pohon zaitun sebagai simbol perdamaian, pada tanggal 19 Maret 2000

Gunung Nebo kinin menjadi pusat wisata rohani sejumlah agama besar dunia karena menjadi salah satu bukti penting sejarah masa lalu.

Saat disana kami menjumpai para peziarah dari berbagai negara baik dari Asia, America, Australia, Eropa dan Afrika.

Rombongan Wisata Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)
Rombongan Wisata Rohani Raja Ampat di Puncak Gunung Nebo (dokpri)
Usai mengelilingi puncak Gunung Nebo kami bergerak ke sebuah toko souvenir yang menjajahkan berbagai perhiasan ciri khas Gunung Nebo.

Setelah itu, kami pun bergerak Kota Amman untuk makan siang di rumah makan China, satu-satunya restorant yang menyajikan menu makan khas Asia.

Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke Tiberias tempat dimana Tuhan Yesus banyak berkarya dan melakukan banyak mujizat. Untuk itu, ikutilah kisah selanjutnya, "Dua Malam di Tiberias, Kunjungi Jejak Sejarah dan Mujizat Tuhan Yesus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun