Mengunjung Kabare dan beberapa distrik terluar di sebelah utara Raja Ampat bukan pertama saya lakukan. Saya sering mengunjungi dalam kegiatan kedinasan. Masalah transportasi rutin memang menjadi kendala utama yang dihadapi masyarakat disana.
Kembali ke Kabare. Kendatipun agak sulit soal transportasi tetapi geliat pembangunan di Kabare sudah nampak. Sepanjang jalan saya sempat mendokumentasi beberapa sarana dan prasana pendukung pembangunan seperti Puskesmas, jalan seminisasi kantor-kantor pemerintahan desa/kampung, kantor disrik/kecamatan dan kantor-kantor pihak keamanan seperti Pos Polisi dan Kantor Koramil yang umumnya didanai oleh APBD Kabupaten Raja Ampat.
Distrik Waigeo Utara sendiri memiliki beberapa kampung antara lain Kampung Bonsayor, Kampung Darumbab, Kampung Kabare (sebagai Ibukota Distrik), Kampung Asukweri, Kampung Andei dan Kampung Kalisade. Kampung-kampung jaraknya berdekatan sehingga disini sudah terdapat beberapa kendaraan roda dua dan roda empat sebagai transportasi antara kampung. Kampung terjauh adalah Kampung Asukweri yang jarakanya kurang lebih dua kilometer dari Kabare sebagai ibu kota distrik.
Sekretaris Distrik Waigeo Utara, Alfred Suruan menjelaskan secara umum masyakat Kabare bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. "Hasil primadonanya adalah kopra," ujarnya Alfred saat ditemui.Â
Menurutnya hasil kopra tersebut selain dijual kepada penadah yang datang dan menetap di Kabare tetapi diolah menjadi Virgin Cocounat Oil (VCO) yang bekerja sama dengan Gereja. "Hasil-hasil inilah bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakat."
Selain sebagai petani, masyarakat Kabare juga umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Sumber daya perairan dipesisir utara memang sangat melimpah. Bahkan menjadi sasaran nelayan luar untuk menangkap ikan disana.
"Kalau laut aman dan tidak ombak masyarakat melaut dan memancing ikan," tambah Alfred.
Alam kabare yang subur mendorong pengembangan sawah. Masyarakat telah menyiapkan lahan sebanyak 25 Ha untuk dijadikan sawah.
"Kami sudah siapkan 25 Ha lahan untuk dijadikan sebagai sawah. Program ini rencananya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian," ujar Alfred Suruan.