Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Kabare, Ibu Kota Distrik di Beranda Terdepan NKRI

15 Februari 2018   13:28 Diperbarui: 15 Februari 2018   14:58 3210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ombak samudera pasifik yang memecah di bibir Pantai Kabare|Dokumentasi pribadi

Mengunjung Kabare dan beberapa distrik terluar di sebelah utara Raja Ampat bukan pertama saya lakukan. Saya sering mengunjungi dalam kegiatan kedinasan. Masalah transportasi rutin memang menjadi kendala utama yang dihadapi masyarakat disana.

Kembali ke Kabare. Kendatipun agak sulit soal transportasi tetapi geliat pembangunan di Kabare sudah nampak. Sepanjang jalan saya sempat mendokumentasi beberapa sarana dan prasana pendukung pembangunan seperti Puskesmas, jalan seminisasi kantor-kantor pemerintahan desa/kampung, kantor disrik/kecamatan dan kantor-kantor pihak keamanan seperti Pos Polisi dan Kantor Koramil yang umumnya didanai oleh APBD Kabupaten Raja Ampat.

Kondisi Kampung Kabare|Dokumentasi pribadi
Kondisi Kampung Kabare|Dokumentasi pribadi
Jejak-jejak sebagai distrik tertua di pesisir utara Raja Ampat sangat nampak dari rumah dan kediaman penduduk.

Distrik Waigeo Utara sendiri memiliki beberapa kampung antara lain Kampung Bonsayor, Kampung Darumbab, Kampung Kabare (sebagai Ibukota Distrik), Kampung Asukweri, Kampung Andei dan Kampung Kalisade. Kampung-kampung jaraknya berdekatan sehingga disini sudah terdapat beberapa kendaraan roda dua dan roda empat sebagai transportasi antara kampung. Kampung terjauh adalah Kampung Asukweri yang jarakanya kurang lebih dua kilometer dari Kabare sebagai ibu kota distrik.

Polsek Kabare|Dokumentasi pribadi
Polsek Kabare|Dokumentasi pribadi
Geliat ekonomi juga sangat nampak hal ini ditandai dengan adanya sejumlah kios atau warung yang menjual berbagai keperluan masyarakat.

Sekretaris Distrik Waigeo Utara, Alfred Suruan menjelaskan secara umum masyakat Kabare bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. "Hasil primadonanya adalah kopra," ujarnya Alfred saat ditemui. 

Menurutnya hasil kopra tersebut selain dijual kepada penadah yang datang dan menetap di Kabare tetapi diolah menjadi Virgin Cocounat Oil (VCO) yang bekerja sama dengan Gereja. "Hasil-hasil inilah bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakat."

Selain sebagai petani, masyarakat Kabare juga umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Sumber daya perairan dipesisir utara memang sangat melimpah. Bahkan menjadi sasaran nelayan luar untuk menangkap ikan disana.

"Kalau laut aman dan tidak ombak masyarakat melaut dan memancing ikan," tambah Alfred.

Alam kabare yang subur mendorong pengembangan sawah. Masyarakat telah menyiapkan lahan sebanyak 25 Ha untuk dijadikan sawah.

"Kami sudah siapkan 25 Ha lahan untuk dijadikan sebagai sawah. Program ini rencananya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian," ujar Alfred Suruan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun