Untuk melaut, Mura membutuhkan 5 orang pekerja. Karena itu hasilnya pun dibagi dua setelah dikurangi biaya operasional. Hasil tangkapannya pun bervariasi. Jika beruntung kata Mura, bisa mencapai 4 ton perbulan.
"Hasil tangkapan kami bervariasi. Jika beruntung bisa mencapai 4 ton per bulan (12-15 hari kerja, red). Jika tidak yang cuman 1 ton. Pokoknya antara 1-4 ton setiap kali melaut," ujar Mura Malewa.
Umumnya hasil tangkapan Mura dan beberapa nelayan bagan di Waigama dijual dengan harga Rp. 10 rb/Kg. Biasanya pengumpul mendatangi mereka di perairan Misool.
"Sebenarnya harga jual keringnya Rp. 40-50 ribu/kg di Sorong, tapi pengelolaannya juga butuh waktu dan biaya lagi. Jadi kami jual mentah saja karena pengumpulnya datang dari Sorong," kata Mura.
Usaha bagan cumi terus mengeliat di Kampung Waigama. Saat ini kurang lebih ada 13 usaha bagan cumi di Kampung Waigama. Dari 13 pengusaha bagan cumi ini, dua bagan gandeng, sisanya bagan tunggal.
Ada lima lokasi pengakapan cumi di Perairan Waigama. Diantaranya adalah Perairan Matlol, Pulau Kepala, Pulau Papan, Pulau Panjang dan Pulau Senyum. "Yang paling banyak cuminya adalah di lokasi matlol," tambah Mura.
Butuh Dukungan
Ia menjelaskan usaha bagan di Waigama tersebut merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang cukup mengeliat di Waigama. "Bayangkan dari 13 bagan yang ada, jika setiap bagan membutuhkan 5 orang pekerja. Berapa tenaga kerja yang dibutuhkan?" ujar Malewa dengan nada tanya.
"Rencana terus mengembangkan usaha tapi butuh modal juga. Semoga Dinas Perikanan Raja Ampat mendukung kami untuk terus meningkatkan usaha bagan di Kampung Waigama, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disini," harap Mura Malewa mengakhiri perbincangannya di pagi itu