Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Menjelajahi Puncak Piaynemo bareng Keluarga

18 Desember 2017   00:52 Diperbarui: 18 Desember 2017   15:52 2456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piaynemo. Anda pernah dengar? Piaynemo merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat mempesona di Kabupaten Raja Ampat. Kawasan wisata yang sudah sangat familiar ini bukan saja di Indonesia tetapi juga di mancanegara. Sudah begitu banyak orang yang datang dan berkunjung ke sini. Tidak saja wisatawan lokal tetapi juga wisatawan mancanegara.

Begitu banyak tulisan yang mengulas kemolekan dan keindahan kawasan wisata yang juga dijuluki sebagai salah satu ikon wisata di Raja Ampat setelah gugusan kepulauan Wayag. Puncak Piaynemo merupakan merupakan tempat yang indah dan menarik untuk dijadikan sebagai tempat untuk mengabadikan dokumentasi istimewa baik pribadi maupun keluarga. Karena latar belakang pemandangan yang indah dan benar-benar memanjakan mata. 

Berikut adalah kisah perjalanan saya dan keluarga saat berkunjungan kesana beberapa hari yang lalu.

*******

Fajar belum menampakkan wajahnya di Waisai-Kota Kabupaten Raja Ampat pagi itu.  Awan hitam keemasan menari-nari di ufuk timur. Pagi itu 13 Desember 2017, suasana Kota Waisai masih sepi. Hanya ada desingan beberapa kendaraan roda dua yang lalu lalang memecah kesunyian subuh itu.

Tidak seperti biasanya saya dan keluarga harus bangun lebih awal pagi itu. Hari itu kami berencana mengunjungi beberapa obyek wisata terdekat di Kota Waisai-Kabupaten Raja Ampat.

Kawasan Wisata Piaynemo (Dokumentasi Pribadi)
Kawasan Wisata Piaynemo (Dokumentasi Pribadi)
Obyek wisata utama dan pertama yang kami bidik adalah obyek wisata kepulauan Piaynemo yang terletak di Distrik Waigeo Barat Kepulauan Raja Ampat. Karena kegiatan wisata ini hanya sehari maka pilihan berikutnya adalah Kampung Wisata Arborek dan Pasir Timbul di Distrik Meosmansar.

Setelah mendapatkan speedboat yang akan digunakan kami pun sepakat berangkat pada pagi hari. Setelah semua persiapan beres, saya dan keluargapun meluncur ke pelabuhan speedboat yang berada tepat di belakang Pasar Rakyat Kota Waisai-Raja Ampat. Speedboat rental yang biasanya digunakan wisata mangkal dipelabuhan itu.

Tak beberapa lama kami pun tiba di pelabuhan speedboat. Dipelabuhan speedboat, motoris  Pak Mayor dan Wenan sudah menunggu kami, bahkan Medi dan Libert keluarga saya yang lain sudah berada disitu. Aktivitas di pasar Waisai dan pelabuhan itu mulai ramai.  

Tak beberapa lama Pak Mayor menyalahkan mesin speedboat-nya saat itu jarum jam menunjukan pukul 07.45 WIT. Pagi itu, fajar seakan enggan menampakkan wajah. Awan putih keemasan masih menyelimutinya. Alam Waisai sedikit mendung. Pater Dio, keponakan saya yang tugas di Brasil dan kebetulan mengunjungi kami di Raja Ampat sempat memprediksikan akan turunnya hujan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Speedboat yang kami gunakan mulai meluncur pelan meninggalkan pelabuhan. Pagi itu perairan Raja Ampat sedikit kurang bersahabat. Karena ombak musim barat memukul sisi kiri speedboat yang kami tumpangi.  

Kendati demikian kami tetap menikmati perjalanan diatas pesona taman laut Raja Ampat. Banyak pemandangan menarik yang memanjakan mata selama perjalanan Waisai-Piayanemo pagi itu. Ada burung camara terbang rendah dibirunya laut Raja Ampat. Juga beberapa pemandagan menarik seperti pasir putih yang berjejer indah dan mempesona disisi selatan Pulau Gam. Juga terdapat resort-resort yang tertata rapih ditepi pantai dan perkampungan penduduk yang nan indah seperti Sawingray dan Yenwapnor.

Ombak mulai terasa setelah melewati pulau Arborek. Namun Pak Mayor sang driver sangat lihai mengemudikan speedboat-nya.

Seteleh menempuh perjalanan kurang lebih hampir dua jam, speedboat dengan kapasitas mesin 40 Pk dua buah sandar di Pos Jaga Kawasan Wisata Gugusan Kepulauan Piaynemo. Kami pun istrirahat sebentar. Aura dan pesona Kawasan Wisata Gugusan Kepulauan Piaynemo sangat kental terasa. Lautnya tenang dan biru tosca terpampang indah dihadapan. Tak tahan rasanya untuk kami abadikan momen itu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Wenan pembantu motoris kami menyelesaikan administrasi masuk. Sementara itu kami pun berselfi ria dengan latar belakang mempesona. Gugusan gunung batu kars dan laut yang jernih berwarna biru kehijauan menjadikan dokumentasi kami sangat indah.

Retribusi masuk kawasan itu bervariasi. Untuk speedboat sebesar Rp. 300.000 sedangakan wisatawan yang datang dengan menggunakan kapal sebesar Rp. 500.000.

Setelah beres kami pun bergegas meninggalkan pos jaga itu. Perairan di Kawasan Obyek Wisata Kepulauan Piaynemo umumnya dangkal. Air lautnya jernih. Ikan-ikan dengan berbagai jenis dan corak warna sangat jelas dilihat dari atas speedboat.

Pagi itu langit sedikit mendung  saat speedboat kami memasuki kawasan Wisata Piaynemo. Pak Mayor sang motoris kami terus melaju pelan. Dari jauh di dermaga menuju puncak kawasan Piaynemo sudah terlihat jejeran beberapa speedboat para wisatawan. Bahkan ada beberapa yang sudah meninggalkan kawasan itu. Rencana kami untuk menjadi yang pertama menginjak di puncak Piaynemo hari itu ternyata gagal. Rupanya mereka sudah sejak awal disitu dan saya duga mereka sejak subuh mendatangi kawasan itu. Atau mungkin mereka bermalam di homestay yang ada disitu.   

Akhir-akhir ini Kawasan Wisata Gugusan Kepulauan Piaynemo memang sangat ramai dikunjungi. Bahkan untuk menuju ke puncak rombongan wisatawan harus antri karena tangga menuju puncak hanya satu dan areal puncak yang sudah ditata rapih oleh Pemda Raja Ampat tidak terlalu luas. 

Bayangkan hanya kurang lebih selama 3 jam kami berada dikawasan itu tercatat kurang lebih 11 speedboat wisatawan yang datang dan pergi. Bahkan ada satu rombongan besar wisatawan dari Papua Nugini menggunakan KM. Marina Express. Kapalnya berlabuh diluar kawasan Wisata Gubusan Kepulauan Piaynemo.

"Pak, orang sudah banyak. Nanti antre. Kita berlabuh di sana saja," ujar Wenan sambil menunjuk sebuah dermaga kecil disisi timur dermaga menuju puncak Piaynemo.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Akhirnya kami pun beristirahat sebentar. Dermaga itu ternyata dermaga khusus menuju tempat WC umum yang dibangun pemda bagi wisatawan. Pemandangan sekitar dermaga itu juga tak kala menariknya. Saya bergegas mengeluarkan kamera dan mengambil beberapa foto. Dua lelaki kecil saya, Paul dan Incen tak tahan menceburkan diri dijernihnya laut di dermaga itu.

Melihat beberapa speedboat mulai berdatangan, akhirnya kami memutuskan tak untuk berlama-lama disitu. Lalu Pak Mayor menyalankan speedboat-nya dan meluncur ke dermaga menuju puncak Piaynemo.

Tercatat ada 5 speedboat yang bersandar disitu pagi itu. Sementara itu dermaga  sudah dipadati wisatawan. Kami pun bergegas turun, berbaur dengan wisatawan yang antri untuk naik ke puncak Piaynemo. Di dermaga itu juga terdapat tenda kecil yang disiapkan bagi masyarakat lokal untuk menjual berbagai souvenir khas Raja Ampat.

Saya lihat ada gelang khas Raja Ampat, ada senat (tikar khas Papua), ada kepiting kenari dan lobster. Juga dijual kelapa muda. Aktivitas di pasar kecil sangat ramai. Sejumlah wisata melakukan transaski dengan penjual.

Tak beberapa lama kami pun menaiki anak tangga menunju puncak Piaynemo. Indah, gadis kecilku dengan tekun menghitung tangga demi tangga. Kurang lebih 375 anak tangga dia hitung. Ada beberapa honay atau tempat perhentian.

Setibanya dipuncak sudah terdapat satu rombongan sedangkan melakukan pemotretan pre-wedding. Pasangan itu membawa beberapa model pakaian untuk melakukan pemotretan. Selain menggunakan kamera biasa, pemotretan juga dilakukan dengan kamera drone.  Pasangan pra wedding tersebut datang bersama tata rias dan sejumlah keluarga besarnya. Setelah dicek ternyata mereka dari Jakarta.

Keindahan puncak Piaynemo menjadi sasaran pasangan muda untuk melakukan foto pre-wedding.

 "Wow indah sekali bapak,"  teriak Paul lekaki kecil saya yang baru kali pertama saya bawah ke Obyek Wisata Puncak Piaynemo.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Diatas puncak itu kami menyaksikan suatu bentangan alam yang indah. Gugusan pulau karts terlihat jelas dengan birunya laut Raja Ampat membentang luas. Suatu panorama alam yang sulit diuraikan dengan kata-kata.

 "Luar biasa. Raja Ampat memang indah," ujar Pater Dio keponakan saya yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Puncak Piaynemo.

Diantara puluhan wisatawan yang ada, kami memanfaatkan kesempatan untuk mengambil gambar. Semua gaya kami keluarkan. Kami benar-benar memanfaatkan moment.

Setelah kurang lebih 1 jam kami berada diatas puncak Piaynemo, akhirnya kami turun dan meneruskan perjalanan menuju Kampung Wisata Arborak-Distrik Meosmanswar.

Ikuti kisah berikut: "Serunya Memberi Makan Ikan Di Dermaga Kampung Wisata Arborek-Raja Ampat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun