Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Raksasa" Terlupakan di Ufuk Timur Bumi Congkasae

17 Desember 2017   01:16 Diperbarui: 17 Desember 2017   19:30 3035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menyeberangi Sungai Wae Mapar tak secuilpun saya temui jalan beraspal. Yang ada hanya jalan berbatu, berlubang, berlumpur kadang seperti kubangan kerbau, mendaki, menurun terjal. Bahkan melewati areal persawahan petani.

Johni sangat hati-hati mengendarai kendaraannya. "Motor yang kami beli disini paling bertahan hanya dua tahun setelah itu rusak parah. Lihat saja jalan model gini. Bagaimana motor tidak cepat rusak," kisah Johni.

sumber: facebook Ferdi Rondong
sumber: facebook Ferdi Rondong
Saya harus berkali-kali turun dari kendaraan untuk menghindari kecelakaan karena jalannya yang rusak dan terjal serta berbatu. Melalui perjuangan yang berat akhirnya kami tiba.

Penyambutan dan keramahan masyarakat Elar Selatan membuat saya melupakan semua perjuangan  berat dalam perjalanan.

Tiga hari saya berada disana. Ada bersama masyarakat Elar Selatan khususnya di Naga Mese merupakan suatu hal yang mengesankan. Dari mereka saya belajar banyak soal makna kehidupan. Bahwa hidup adalah perjuangan. Hidup dan ada itu lahir karena kerja keras dan tak perlu pasrah pada keadaan.

Saya juga banyak mendengar kisah-kisah mereka. Menurut mereka buruknya akses jalan ke Borong sebagai ibukota kabupaten membuat sebagian intraksi ekonomi dan kesehatan mereka dilakukan di Bajawa-Kabupaten Ngada.

"Kalau sakit parah kami bawa pasien berobat ke Bajawa (Ibukota Kabupaten Ngada), terus kami tandu pasien dari sini sampai ke perbatasan Ngada, dan disana kami menunggu kendaraan dari Kota Bajawa," terang Lasarus salah satu Warga Elar Selatan di Kampung Ndangi.

"Istri saya kemarin saat lahir anak kedua dioperasikan di Ngada," tambah Demus.

Tidak saja soal kesehatan, transaksi ekonomi pun dilakukan di Kabupaten Ngada. Hampir sebagian hasil pertanian masyarakat Elar Selatan dipasarkan di Bajawa-Ibukota Kabupaten Ngada. Kebutuhan sehari-hari beli di Bajawa. Yah akses ke Bajawa jauh lebih muda dan lancar dibandingkan ke Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur.

Selain masalah transportasi, telekomunikasi juga menjadi masalah yang perlu perhatian serius dari pihak-pihak terkait. Kita tahu bahwa peran telekomunikasi di era kemajuan iptek saat penting dalam mendukung pembangunan daerah. Selama tiga hari disana, handphone yang saya bawa hanya sebagai hiasan semata, tak ada gunanya.

Berdasarkan data yang saya himpun, tidak semua kampung yang sudah terjangkau sinyal telephon, masih ada kampung-kampung yang tak terjangkau jaringan telekomunikasi. Untuk komunikasi keluar mereka terkadang mencari sinyal hingga tempat yang jauh, bukit dan gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun