Mohon tunggu...
Petrisia Felly
Petrisia Felly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UKWMS

Topik konten adalah mengenai fenomena perilaku yang ada di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Investasi Hanya untuk Mengekor?

21 November 2022   10:23 Diperbarui: 21 November 2022   10:42 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena orang yang berinvestasi hanya karena ikut-ikutan cenderung fokus kepada apa yang menjadi topik tren tanpa mempertimbangkan dampak, resiko maupun cara yang benar. Orang yang mengikuti trend investasi menjadi manusia yang tidak otentik ini, karena tidak menyadari dengan apa yang dilakukan dan hanya mengikuti keputusan orang lain. Karena ketidaksadaran yang ada dalam diri manusia, maka akan selalu melakukan dan mengikuti apa yang menjadi arus massal tanpa pernah merasa terpuaskan. 

Menurut Heidegger orang yang berinvestasi hanya karena ikut ikutan ini juga akan kehilangan kemampuan penting manusia yaitu mengambil keputusan dan bertanggung jawab. Pada fenomena ini seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri karena hanya mau mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak orang. Ketika seseorang kesulitan mengambil keputusan maka tanggung jawab dalam dirinya tidak akan bertumbuh, karena percaya jika dirinya gagal maka orang lain juga akan gagal.

Fenomena ini juga sesuai dengan pandangan Schopehauer karena manusia hanya berfokus pada kehendak nafsunya tanpa mementingkan hal lain. Seseorang yang hanya mengikuti trend berinvestasi tidak dapat mengambil keputusan bagi dirinya sendiri dan lebih bergantung kepada kehendak dan yang dilakukan oleh orang lain. Seseorang akan lebih mementingkan nafsunya, yaitu nafsu untuk mengikuti segala yang menjadi trend agar dianggap menjadi selalu up to date. Ketika seseorang sudah terjerumus kedalam trend investasi ini maka seseorang akan merasa tidak pernah terpuaskan dan berusaha mengikuti trend selanjutnya untuk memuaskan ego.

Kecenderungan manusia pada fenomena ini adalah tidak memperdulikan resiko yang akan dihadapi seperti kebangkrutan maupun penipuan. Hal tersebut timbul karena fokus yang dimiliki sudah berbeda, bukan lagi tentang keuntungan yang akan didapat tetapi gengsi dalam diri. Karena tujuan yang dimiliki tidak jelas, maka ketika harga properti atau produk investasi mengalami penurunan seseorang akan merasa putus asa, kecewa dan berkecil hati.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan, bahwa ketika seseorang berinvestasi hanya karena mengikuti trend atau meniru public figure akan kehilangan keoutentikan dalam dirinya dan hanya menuruti nafsu agar dianggap selalu up to date. Hal ini sesuai dengan pandangan eksistensialisme menurut Heidegger dan kehendak buta menurut Schopenhauer. 

Manusia yang mengikuti trend berinvestasi membiarkan dirinya dikuasai sesuai dengan alur massal tanpa memikirkan hal lain termasuk keunikan dan keberadaan dirinya dalam mengambil keputusan. Seseoraang akan merasa menonjolkan egonya dan tidak memperdulikan resiko maupun dampak yang akan dihadapi. Seseorang juga tidak memiliki tujuan yang jelas sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan karena memposisikan dirinya seperti orang lain. Tetapi ketika tidak mengikuti apa yang menjadi trend, akan merasakan kecemasan yang berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun