Pada kurun waktu pemerintahan Orde Baru, Tanjungpinang hanya merupakan sebuah kecamatan yang berada pada wilayah dari Provinsi Riau.
Namun, setelah penerbitan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau maka secara administratif Tanjungpinang ditetapkan sebagai ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau.
Dari sisi sejarah dan budaya pun, Kota Tanjungpinang turut mewarnai dinamika tersebut bahkan hal ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda. Termasuk dalam hal ini adalah "Budaya Ngopi" yang begitu melekat pada diri masyarakatnya.
Kondisi tersebut tidak lepas dari ciri khas orang-orang Melayu Tanjungpinang yang terbuka terhadap budaya luar yang masuk ke wilayahnya.
Tak pelak jika heterogenitas dan toleransi beragama di Tanjungpinang begitu tinggi. Orang-orang Bugis, Jawa, Batak, Minang, Flores, Tionghoa, "Keling", Arab, dan lain sebagainya membaur menjadi satu dalam bingkai ke-Indonesiaan.
Dalam proses pembauran ini, kedai kopi menjadi sarana yang paling efektif digunakan oleh masyarakat untuk saling berinteraksi satu sama lain.
Bahkan karena begitu banyaknya kedai kopi yang bisa jumpai, Tanjungpinang kemudian dijuluki sebagai "Negeri Seribu Kedai Kopi". Meskipun apabila dicermati dengan seksama, kota ini tidak dapat dijumpai keberadaan perkebunan kopi seperti di Bandung, Jambi, Bali, atau pun Toraja.
Namun demikian, "Budaya Ngopi" ini tetap berlangsung dari generasi ke generasi. Para peramu kopi di Tanjungpinang rata-rata mendatangkan biji kopi berjenis Arabika atau Robusta dari beberapa wilayah di Indonesia yang kemudian diracik dengan bahan-bahan lain untuk menciptakan sebuah ciri khas.
Hal ini pun juga dilakukan oleh salah satu kedai kopi yang telah menjadi legenda di Tanjungpinang yakni Kedai Kopi Aman.
Sebagai salah satu tempat yang telah menjadi sebuah destinasi, Kedai Kopi Aman tidak hanya menyajikan Kopi O (kopi hitam) sebagai menu andalannya tetapi juga terdapat beraneka kuliner yang bisa dinikmati oleh pelanggan ketika duduk di tempat ini. Mulai dari Roti Prata, Nasi Lemak, Nasi Goreng, Mie Pangsit, Ikan Bakar, Roti Boy, dan lain sebagainya.
Awal Kemunculan Kedai Kopi Aman
Sejak Provinsi Kepulauan Riau berhasil mekar dan berdiri sendiri pada 2002, giat pengembangan perekonomian yang sebelumnya tidak begitu optimal mulai menunjukkan perubahan yang cukup signifikan.