Mohon tunggu...
Petra Noor Imanuel Aronds
Petra Noor Imanuel Aronds Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Tertarik dengan isu-isu ekonomi, sosial, dan politik, baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Senang mempelajari sejarah, baik sejarah lokal, sejarah nasional, maupun sejarah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Infrastruktur Maju dan SDM Unggul untuk Indonesia Emas 2045

18 Juni 2023   10:20 Diperbarui: 18 Juni 2023   10:32 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan Pembangunan: Infrastruktur vs SDM

Dalam berbagai pembahasan mengenai suatu pemerintahan, kebijakan menjadi salah satu pusat perhatian. Kebijakan itu sendiri dapat dipahami sebagai suatu konsep yang menjadi garis besar dan pedoman dalam usaha mencapai tujuan suatu negara. Tujuan tiap-tiap negara bisa saja berbeda. Namun, secara umum, negara-negara di dunia ingin mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan suatu pembangunan.

Istilah pembangunan secara luas merujuk pada upaya suatu negara untuk mengubah keadaan bangsanya sesuai dengan apa yang dicita-citakan, baik secara lahir maupun batin, dengan tujuan agar dapat mewariskan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Agar pembangunan dapat terlaksana dengan baik, pemerintah suatu negara sudah sepatutnya mempunyai kebijakan pembangunan yang implementatif.

Ketika berbicara mengenai kebijakan pembangunan di Indonesia saat ini, setidaknya terdapat dua objek yang menjadi fokus utama, yaitu infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Infrastruktur merupakan segala sesuatu yang berfungsi sebagai penunjang utama terselenggaranya pembangunan suatu bangsa. Pengertian infrastruktur yang umum di kalangan masyarakat mengacu pada infrastruktur fisik, yaitu berupa jaringan jalan, jalur kereta api, bandara, pelabuhan, dan bendungan. Sementara itu, SDM adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan agar dapat berkontribusi dalam mendukung jalannya pembangunan.

Berkat perkembangan teknologi saat ini, masyarakat menjadi lebih mudah memperoleh berbagai informasi. Perhatian terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah pun turut meningkat. Masyarakat semakin sadar bahwa kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah akan mempengaruhi kehidupan mereka. Melalui berbagai platform media sosial, tak jarang warganet mempertanyakan kebijakan pemerintah yang sedang didiskusikan atau baru saja diumumkan. Mengenai arah kebijakan pembangunan pemerintah, muncul sebuah pertanyaan: Mana yang lebih penting antara infrastruktur dan SDM?

Pada dasarnya, pembangunan infrastruktur dan SDM harus berjalan beriringan. Hal ini pernah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Menurutnya, di titik manapun kemajuan infrastruktur sebuah negara, SDM merupakan kunci pembangunan lebih lanjut. Sebaliknya, pembangunan SDM tanpa infrastruktur juga tidak berarti apa-apa.

"Ibarat ibadah salat, infrastruktur itu wudunya, sedangkan salat adalah SDM-nya. Kalau infrastrukturnya selesai bukan berarti sudah membangun, tapi baru prasyarat bangunnya."

- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (Keynote Speech pada Dies Natalis ke-57 Universitas Negeri Semarang, 8 Juni 2022)

Jika keduanya sama-sama penting, lantas bagaimana pemerintah harus menyusun skala prioritas? Tentu saja, keputusan mengenai hal ini perlu mempertimbangkan kondisi riil yang sedang berlaku.

Arah Kebijakan Pembangunan Presiden Joko Widodo

"Untuk itu, kita dalam 5 tahun ini (2014-2019) berkonsentrasi ke pembangunan dan infrastruktur, 5 tahun ke depan (2019-2024) kita akan fokus ke kualitas sumber daya manusia."

- Presiden Joko Widodo (Konser Putih Bersatu di Gelora Bung Karno, 13 April 2019)

Seperti yang kita ketahui bersama, selama dua periode kepemimpinannya ini, Presiden Joko Widodo telah menetapkan arah kebijakan pembangunan untuk Indonesia. Selama lima tahun pertama masa jabatannya, Presiden Jokowi sangat gencar membangun infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia. Mungkin saja ada yang bertanya-tanya. Mengapa kita perlu mendahulukan pembangunan infrastruktur? Apakah ini berarti infrastruktur lebih penting ketimbang SDM? Faktanya, kita tidak dapat langsung menyimpulkan demikian.

Untuk dapat mewujudkan pembangunan di suatu negara, diperlukan jangka waktu yang panjang. Penting atau kurang pentingnya suatu sektor pembangunan tidak dapat serta-merta ditentukan berdasarkan sektor mana yang lebih dahulu dikerjakan. Dalam hal ini, yang dimaksud dari sama pentingnya antara infrastruktur dan SDM adalah bahwa keduanya sama-sama perlu dibangun dan dikembangkan.

Alasan infrastruktur lebih menjadi prioritas pada periode pertama masa jabatan Presiden Jokowi adalah untuk mengejar ketertinggalan. Selama 69 tahun Indonesia merdeka (1945-2014), infrastruktur Indonesia sebenarnya bisa jauh lebih berkembang dibanding apa yang telah dibangun hingga saat itu. Namun, faktanya tidak demikian. Presiden Jokowi pun menyadari Indonesia harus segera mengejar ketertinggalan ini. Kita tidak dapat menunda-nunda lagi. Perlu dicatat bahwa, pada saat yang bersamaan, pembangunan di negara-negara lain juga terus berjalan. Maka dari itu, untuk dapat mengejar, kita pun harus berlari.

Menjadikan infrastruktur sebagai prioritas pembangunan pada periode pertama juga dapat memperlancar pembangunan SDM pada periode selanjutnya. Bagaimanapun juga, infrastruktur merupakan penunjang terselenggaranya pembangunan suatu bangsa. Dengan kata lain, infrastruktur merupakan prasyarat sebelum dilakukannya pembangunan lebih lanjut. Terlebih untuk mewujudkan pembangunan yang merata, keberadaan infrastruktur menjadi penting guna mendukung aksesibilitas di seluruh wilayah Indonesia.

Tentunya, jangka waktu lima tahun saja tidak cukup untuk menyusul kemajuan infrastruktur di negara-negara lain. Itu sebabnya, setelah Presiden Jokowi terpilih kembali untuk periode kedua, pembangunan infrastruktur masih terus dilanjutkan. Selain menyelesaikan proyek-proyek yang sudah berjalan, pembangunan infrastruktur baru juga terus dilakukan.

Di samping melanjutkan pembangunan infrastruktur, Presiden Jokowi sadar bahwa sudah saatnya Indonesia mulai membangun SDM-nya. Mengingat masa jabatan presiden terbatas untuk dua periode, momentum pada periode keduanya ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memulai pembangunan SDM Indonesia. Mengenai kebijakan pembangunan SDM, Presiden Jokowi mengungkap tiga komponen dari SDM unggul, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan perkembangan zaman, mentalitas dan karakter, serta kesehatan jasmani.

"Oleh karena itu, saya ingin mengingatkan untuk kita semuanya, tugas kita adalah mencetak SDM yang unggul, yang unggul prestasi akademisnya, yang unggul keterampilannya, tetapi juga yang unggul karakter sosial dan kebangsaannya, dan unggul pula kesehatan raganya."

- Presiden Joko Widodo (Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia dan Hari Guru Nasional Tahun 2022 di Marina Convention Center, Kota Semarang, 3 Desember 2022)

Pada periode kedua masa kepemimpinan Presiden Jokowi ini, pembangunan SDM memang menjadi semakin esensial. Bahkan, dapat dikatakan bahwa SDM yang unggul menjadi lebih penting dibanding sekadar mengejar ketertinggalan infrastruktur. Mengapa demikian? Tentu saja karena fenomena bonus demografi yang telah menanti.

Bonus Demografi dan Prospek Indonesia Emas di Tahun 2045

"Tadi, dalam perjalanan saya dari istana ke tempat ini, saya membayangkan akan menjadi seperti apa Indonesia ini di seratus tahun kemerdekaannya, yaitu tahun 2045."

- Presiden Joko Widodo (Peluncuran Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, 15 Juni 2023)

Negara kita memang sudah mempunyai visi besar untuk menjadi negara maju. Dengan masifnya pembangunan yang telah dilakukan hingga saat ini, sejumlah lembaga internasional telah melakukan perhitungan dan memprediksi Indonesia akan menjadi lima besar ekonomi dunia pada tahun 2045 nanti. Mungkin banyak dari kita yang kemudian bertanya-tanya. Apakah kita bisa mewujudkannya?

Sebenarnya, ada banyak peluang yang dapat menjadi batu pijakan bagi Indonesia untuk benar-benar menjadi negara maju. Peluang-peluang ini bisa saja sudah ada sejak awal, tetapi kita belum benar-benar memanfaatkannya. Peluang yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya alam. Salah satu kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi terkait hal ini adalah hilirisasi. Namun, untuk saat ini, kita tidak akan membahas kebijakan yang satu ini.

Sebaliknya, kita akan kembali pada sumber daya manusia karena justru dari sinilah peluang besar itu lahir. Peluang besar yang dimaksud ialah bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2035 nanti. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, pada saat Indonesia mengalami bonus demografi kelak, jumlah penduduk yang berada pada usia produktif akan mendominasi. Layaknya pisau bermata dua, kondisi ini dapat menjadi peluang sekaligus bencana.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif, bonus demografi memberi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas perekonomiannya. Namun, tentu saja, penduduk usia produktif ini harus dipersiapkan dengan baik agar mampu bersaing, terlebih dalam dunia kerja yang semakin maju dan berkembang nantinya. Untuk itu, sekali lagi, pembangunan SDM mutlak diperlukan dan ketiga komponen SDM unggul harus diwujudkan.

Jika momentum bonus demografi itu tiba dan kita belum dapat mewujudkan pembangunan SDM secara merata, kondisi ini justru akan menimbulkan bencana. Ketika penduduk usia produktif dihadapkan pada persaingan dunia kerja yang ketat tanpa dibekali keterampilan relevan yang memadai, yang akan terjadi justru meningkatnya angka pengangguran. Bersamaan dengan fenomena aging population atau peningkatan jumlah penduduk usia lanjut yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2045, kegagalan dalam memanfaatkan peluang bonus demografi akan membawa Indonesia pada kondisi yang lebih buruk. Hal ini mungkin saja terjadi karena tingginya angka pengangguran dibarengi dengan meningkatnya angka ketergantungan dari penduduk lanjut usia yang sudah tidak lagi produktif.

Tentunya, tidak ada satu pun dari kita yang ingin bencana ini terjadi. Maka dari itu, pembangunan SDM perlu menjadi prioritas untuk beberapa tahun mendatang. Kita semua tahu, membangun manusia bukanlah pekerjaan yang mudah. Periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi yang hanya lima tahun ini tidaklah cukup untuk mematangkannya. Presiden terpilih yang menjadi penerus Presiden Jokowi nantinya sepatutnya mengerti betul tentang hal ini. Dengan demikian, peluang besar dari bonus demografi pada tahun 2035 nanti akan dapat menjadi batu loncatan menuju Indonesia Emas 2045.

Sikap Optimistis untuk Indonesia Maju

"Modal besar Indonesia maju adalah rasa optimis yang besar. Untuk itu, saya mengajak jangan ada rasa pesimis, yang terus kita kobarkan adalah rasa optimis. Optimis untuk maju."

- Presiden Joko Widodo (Konser Putih Bersatu di Gelora Bung Karno, 13 April 2019)

Dalam rangka mewujudkan cita-cita besar ini, Presiden Jokowi sudah sering kali menegaskan pentingnya sikap optimistis. Sikap ini sejatinya termasuk salah satu komponen SDM unggul, khususnya terkait mentalitas dan karakter. Dengan sikap optimistis, akan terbentuk keinginan yang kuat dari masing-masing diri kita untuk menjadi lebih baik dan ikut berkontribusi dalam memajukan Indonesia. Percayalah, segencar apa pun pemerintah melakukan pembangunan di seluruh pelosok negeri, jika rakyatnya pesimis dan tidak memiliki keinginan untuk maju, sampai kapan pun negara ini juga tidak akan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun