TUHAN seperti itulah yang dimengerti oleh penganut agama-agama damai, yang melihat TUHAN sebagai Yang Maha Kasih yang selalu memberi kehidupan, bukan menyebarkan kebencian dan amarah yang membahayakan jiwa.
TUHAN yang tidak bahagia karena kata-kataNya disalahtafsirkan dan dengan itu mengorbankan nyawa orang. Tuhan yang bahkan dikatakan menangis dengan sedih. TUHAN yang dapat dimengerti dengan kacamata manusia kita.Â
 TUHAN yang sangat sedih jika kata-kataNya dipakai untuk menyusahkan, menyakiti anak-anak manusia yang ia kasihi. TUHAN yang bisa menangis ketika sabdaNYA dipakai sebagai alat untuk memiskinkan pemahaman manusia.
TUHAN yang ingin kata-kataNYA bersifat menghidupkan, memberi pencerahan, membangun semangat. Bukan kata-kataNya yang dipakai untuk menghukum orang lain.Â
Bagaimana TUHAN bisa tahan melihat manusia menggunakan kata-kataNYA untuk menghakimi dan menghujat bahkan menjurus membahayakan manusia yang IA cintai? TUHAN mencintai anak-anak manusia, maka sabdaNYA adalah sabda cinta. Bagaimana bisa ada anak manusia yang menggunakan sabda cinta dengan nada benci, bahkan nada yang menjurus pada bahaya fisik dan mental.
Kita harus menyadari bahwa semua kekacauan bukan pada ranah kata-kata TUHAN, tetapi pada ranah manusia. Sehingga hukum manusia lah yg harus menjaga manusia akibat penyalahgunaan manusia lain.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI