Gubrakkkkk !!!
Sebagai rakyat jelata yg minim akltivitas politik selain jadi pemilih dalam pemilu legislatif/kada dan komen-komen di medsos, kaget abis dengar prediksi biaya kampanye : rp. 200 (dua ratus) milyarrrrr. Menurut salah satu tim kampanye komennya "Ya kurang lah dari angka (200M) itu, sekitar 152 miliar" (Syarif - Gerindra - Koran Tempo Kamis 29/9).
Dana tersebut tidak semuanya dibiayai oleh partai-partai pendukung, sebagian dibebankan kepada pasangan cagub/wagub. Dan tentu saja yang terkaya di antara semua 6 orang hebat itu adalah Sandiaga Uno dengan nilai kekayaan USD 460 juta wowwwwwwww hampir 6 (enam) triliun. Sandiaga Uno bisa lakukan apa saja. TITIK. Pasangan lainnya, dengan mengamati karir mereka, kekayaan mereka dalam berita Koran Tempo hal. 4 tanggal 29/9 terlihat wajar saja.Â
Menariknya kekayaan total pasangan Ahok-Djarot dan Agus-Sylviana tidaklah gede-gede amat. Bahkan Djarot dan Agus boleh dikata adalah "yang termiskin" dengan kekayaan tidak mencapai Rp. 2 (dua) milyar. Jadi bagaimana kampanye dengan kebutuhan hampir Rp. 200 milyar itu dipenuhi?
Mari majukan teori kasar nan sederhana dana kampanye pasangan Ahok-Djarot. Begini, dasar teori ini adalah 1.000.000 tanda tangan pemilih :
Ahok mengumpulkan dukungan 1.000.000 (satu juta) tandatangan pemilih DKI, kita buatkan opsi-opsinya :
Opsi 1:
Setiap pemilih menyumbangkan Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) tiap kepala. Maka Ahok-Djarot sudah mengumpulkan 100.000 x 1.000.000 = Rp. 100 milyar. Â Dana tersebut lebih dari cukup, karena tim kampanye Ahok-Djarot nggak perlu mengumpulkan masa banyak-banyak, karena mereka adalah incumbent yang masih terus bekerja, nggak cuti. Tinggal tingkatkan intensitas kunjungan kerja ke perkumpulan masyarakat, misalnya hadiri peresmian ini, tinjau penyelesaian proyek itu, masyarakat pasti terkumpul. Disamping itu media massa selalu punya awak yang mangkal di Kantor Gubernuran Jakarta yang tiap saat meliput dan haus berita soal DKI, menjadi kampanye gratis.
Opsi 2:
Dari 1.000.000 juta orang tersebut terbagi dalam komposisi :
10% atau 100.000 adalah pengusaha/profesional kaya Jakarta, menyumbang @Rp. 1 juta, maka terkumpul Rp. 100 milyar.