Mohon tunggu...
Petra Sembilan
Petra Sembilan Mohon Tunggu... -

terus menulis :\r\nhttp://seputarankotajakarta.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dasar Bangsa "Nyontek" Bisa Hebat

20 Agustus 2015   10:38 Diperbarui: 20 Agustus 2015   10:38 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan salah faham dulu ya, judul di atas bukan umpatan atau kata kasar tendensi menghina, tapi hanya sebuah statemen. Ikuti terus uraian di bawah ini.

Seluruh bangsa di dunia ini pastinya memiliki budaya "nyontek" di sekolah. Indonesia nggak usah ditanya, kasus soal ujian bocor sudah lumrah terdengar. Kawan-kawan bahkan kita sendiri mungkin juga nyontek saat ujian. Negara maju seperti Amerika Serikat juga sudah galau akibat tingginya tingkat kebiasaan nyontek ini, dan situs berita ABC News merilis berita berjudul "A Cheating Crisis in America's Schools" (sumber:http://abcnews.go.com/Primetime/story?id=132376).

Nyontek adalah tindakan "curang" yang terjadi dalam ujian "closed-books" dimana Ujian dilaksanakan dengan syarat melarang referensi kepada sumber apapun, satu-satunya referensi adalah "pengetahuan dan ingatan siswa". Kebalikannya adalah ujian "open-books" dimana semua sumber referensi bebas diakses, karena memang fokus tujuan test berbeda, misalnya soal pemahaman, sintetis lalu menuangkan essay. Nyontek dalam ujian menandakan kegagalan belajar, atau tekanan dalam sistem pendidikan dan ekspektasi siswa. Nyontek bisa berdampak buruk tapi bisa juga baik.

Kita tinggalkan "contek menyontek" di dalam ujian sekolah. Kita bicara menyontek yang lain.

Ada ungkapan "semua barang di dunia ini ada "made in chinanya". Itu agaknya ada benarnya. Berkisah sedikit sewaktu perjalanan di China selama 1 minggu dengan bus mengunjungi kurang lebih 10 kota, di setiap kota, saya dan seorang teman selalu mengamati mobil-mobil di jalanan China. Ada Toyota Kijang LGX, ada Toyota Avanza, ada Diahatsu Terios, ada Honda GL Pro, semuanya sama persis tapi merek China, kloningan.

Bahkan di Jakarta ada kisah aneh seorang ibu pejabat membeli tas mewah super mahal merk "Herman atau Luis Pigo" (sebut saja seenaknya begitu) di butik tas di sebuah mall mewah di Jakarta. Katanya tas begitu sampe ada "serial number" segala. Lalu singkat cerita waktu kapan si ibu ke Eropa, disana ia "ngecek" serial number tasnya di agen merk tasnya itu. Ternyata nomor itu tidak terdaftar artinya "palsu". Si ibu komplain ke toko butik di Jakarta itu, diselidiki ternyata perbuatan karyawan. Si karyawan dipecat, si ibu dapat ganti rughi dan butik itu ditutup secara resmi di Jakarta untuk memulihkan nama baik.


Ini bukan kisah buruk tentang kriminal, tetapi betapa hebatnya "barang China" sampai dapat memalsukan sampai detail yang luar biasa tak terdeteksi, bahkan oleh mata mereka yang sudah sangat biasa dan ahlinya.

Dan juga belum lama ini komunitas orang kaya kolektor Anggur di Amerika menelan pil pahit akibat hebatnya orang Indonesia yg menjadi pemalsu wine kelas dunia, sampai-sampai para kolektor dan tentunya pakar anggur itu berhasil ia kibulin.

Begitu juga ada orang di China yang bisa membuat benda-benda artefak kuno misalnya patung atau keramik, yang harga barang aslinya selangit, dibuat tiruannya. 

Bangsa Jepang pada awal kebangkitannya setelah hancur dalam perang dunia II adalh "nyontek" ilmu orang Barat. Nyonteknya nggak tanggung-tanggung, sewaktu Transiostor menjadi sangat populer di Amerika belum lama ditemukan, pada tahun 1947, Jepang telah mengirim ratusan insinyurnya belajar Transistor, dan juga sampai membeli paten transistor. Bahkan di sebuah acara documentary dikisahkan seorang perwira tentara Inggris menjadi mentor transfer ilmu peralatan militer kepada Jepang, dan ilmu pesawat, kapal laut, kapal selam, itu yang digunakan untuk melawan Barat.  

Bangsa Korea dan Taiwan tadinya "nebeng" dalam arus kemajuan teknologi komputer bangsa Amerika. Raksasa Komputer Amerika seperti IBM, Dell, Compaq sub-kontrak komponennya ke perusahaan Korea dan Taiwan. Kini, malah Samsung, LG menjadi kompetitor utama bangsa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun