Mohon tunggu...
andi petta bone
andi petta bone Mohon Tunggu... -

Membaca dan menulis yang benar dan sopan adalah pekerjaan mulia.Sampaikanlah apa yang kamu baca dan kau alami walau sedikit namun benar dan etik, daripada kamu diam, membisu, sehingga kamu benar-benar tampak lebih mulia dimata Tuhamu.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sebentar Lagi Surimi Terkubur?

21 Januari 2017   02:17 Diperbarui: 21 Januari 2017   02:59 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Surimi ?”. Ow.. mendengar kata itu, fikiran saya langsung menuju ke sosok seorang gadis Jawa nan elok, seperti  Sutami, Arumi, Surtini, teman-teman saya di masa SMA dulu. Setelah merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata, fikiran  saya salah.

Kata itu bukan menunjuk nama orang, tetapi nama  satu jenis pangan yang diolah dari ikan ukuran kecil, seperti ikan kurusi, kuniran, swangi, kapasan, dan ikan blosa.

Siomay, bakso ikan, kerupuk, dan otak-otak, sederetan jenis  pangan  yang menggunakan surimi sebagai bahan baku utama. Cukup banyak pabrik yang memproduksi surimi di negeri ini.

Kompas mencatat,  ada 15 pabrik  yang memproduksi surimi. Total nilai investasinya 115 juta dollar AS  atau Rp.1,538 triliun. Pasar surimi di luar negeri cukup gemuk. Ini terlihat dari nilai ekspor surimi Indonesia sebesar  200 juta dollar AS, setara Rp.2,675 triluin. (Kompas, Jumat, 20/1/2017).Ini membuat bisnis surimi cukup menggiurkan.

Entahlah, namun banyak pihak menyebut, jumlah devisa  yang masuk ke kas negara dari ekspor surimi sekitar Rp.260 miliar per tahun. Jumlah uang  sebanyak ini  cukup untuk membangun satu unit pabrik surimi.Sayang kalau kalau surimi di lepas.Namun...

Terancam tutup

Ikan-kan bahan baku surimi itu tidak bisa diganti dengan jenis ikan lain, sekalipun ukurannya sama.  Presiden Direktur PT Java Seafood, perusahaan PMA yang memproduksi surimi  asal Korea,  Woo Jung Wan  mengatakan, pihaknya sulit mengganti bahan baku ikan lain karena spesifikasi ikan laut yang dibutuhkan. 

Mengganti dengan jenis ikan lain hasilnya pasti beda dan pasar akan menolak.Wajar jika perusahaan surimi ogah mengambil risiko.

Perlu dicatat,   selama ini ikan-kan kecil bahan baku surimi dipasok oleh nelayan yang menggunakan cantrang dan alat tangkap sejenis. Pelarangan cantrang dan sejenisnya, menimbulkan masalah serius bagi pabrik. Meski larangan baru berlaku efektif pada pertengahan 2017, nelayan suda duluan  mangkrak, tidak melaut. Bantutnya, pasokaan bahan baku surimi  ke pabrik kosong.

Tantu saja, kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk  Perikanan Indonesia (AP5I) Budi Wibowo, jika kondisi itu berlangsung lama tanpa ada solusi dari pemerintah, ke-15 pabrik surimi akan tutup.

Kalau begitu, sebentar lagi surumi terkubur di negeri ini. Soalnya, sudah berjibun kritik terlontar dari stakeholder,namun  KKP tak bergeming.
Oh,  surimi...

Note: Artikel singkat ini saya nukil dari tribunpangan.com, punya saya juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun