Mohon tunggu...
PESTA LIANASILALAHI
PESTA LIANASILALAHI Mohon Tunggu... Guru - berusaha menjadi guru yang luar biasa namun tidak ingin binasa

Guru merupakan arsitek kehidupan. Guru bergandengan tangan dengan orangtua siswa membentuk karakter. Guru memberikan ilmu kepada siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tenaga Pendidik Jangan Gaptek

6 Juni 2020   09:24 Diperbarui: 6 Juni 2020   09:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Saat ini zaman pun telah berlari untuk menggapai asa dalam kehidupan yang penuh dengan gejolak seperti riak air laut yang bergemuruh serta bergelombang terbawa angin menuju ke tepian dan menghilang tanpa jejak. Apakah pendidikan akan menjadi riak hanya sesaat ketika ada pembaharuan dalam strategi pengajaran yang menggunakan teknologi? 

Karena teknologi berkembang pesat sesuai dengan perkembangan pasar serta kebutuhan manusia yang meningkat untuk kenyamanan dan kemudahan dalam menjalani hidup. Komunikasi pun dilakukan dengan cara yang lebih cepat walau jarak sangatlah jauh untuk dijangkaU. Para pengusaha melakukan komunikasi maupun transaksi bisnisnya hanya dengan mengirimkan email maka terjadilah transaksi yang telah disepakati dalam waktu yang sesingkat mungkin dalam hitungan detik saja.

Zaman sekarang sudah sangat maju bagi dunia pendidikan. Guru dituntut untuk lebih cepat beradaptasi dengan keadaan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi berdampak sangat positif dalam memudahkan pekerjaan terutama guru. Guru memiliki banyak peserta didik. Adakalanya guru memberikan tugas lalu menilainya yang merupakan permasalahan tersendiri. Permasalahannya penilaiannya agak lama sehingga siswa merasa harap-harap cemas akan nilai yang diperolehnya. 

Setiap guru pasti ingin menjalani hidup tanpa memiliki permasalahan yang terjadi di dalam kelasnya. Hal demikian merupakan mimpi yang amat sangat indah. Namun berbalik menjadi mimpi yang amat buruk, ketika buku sebagai pegangan guru serta bahan ajar ada kalanya tidak sesuai dengan silabus maupun KD (Kompetensi Dasar). Sehingga guru harus lebih memilih serta mencari bahan ajar yang sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar). 

Berbagai macam ketimpangan dari buku sebagai bahan ajar untuk diterapkan di depan kelas yang harus guru gunakan. Dalam mengatasi ketimpangan tersebut guru pun berusaha untuk memecahkan masalahnya dengan membuka google untuk mendapatkan banyak informasi mengenai seputar pendidikan atau aplikasi pendidikan yang sering digunakan.

Permasalahan kadangkala amat sangat rumit, yang mungkin saja perlu di diskusikan oleh para pemerhati bidang pendidikan. Namun kegiatan berdialog dengan para pemerhati pendidikan tersebut terkendala karena kurangnya dana untuk membayar narasumber ke sekolah. Guru pun tidak putus asa akan hal tersebut. 

Kadangkala para guru mendiskusikannya di dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) baik lokal yang dilakukan sekitar sekolah dengan guru mata pelajaran yang sama, diberikan jadwal pertemuan serta ditentutkan hari, jam sesuai kesepakatan. MGMP tidak hanya disekolah dapat juga dilakukan antar sekolah yang bertujuan berbagi pengalaman maupun strategi apa yang dilakukan dalam menghadapi anak serta merubah prilaku kebiasaan.

Kebiasaan yang sering dikeluhkan oleh orang tua yakni penggunaan hp sebagai teknologi komunikasi yang terus digenggam sang anak. Teknologi tersebut memiliki berbagai macam fitur maupun aplikasi yang menarik. Fitur yang diberikan setiap saat berkembang sebagai daya dukung pemasaran suatu produk terbaru dan terus bersaing dengan berbagai jenis merek yang beredar. Persaingan dalam pemasaran pun terus dilakukan dengan menambah fitur aplikasi. 

Dengan penambahan fitur tersebut adakalanya alat komunikasi memberikan jarak bagi sipengguna hp, kepada orang yang lebih dekat kepadanya daripada orang yang sangat jauh. Dengan demikian memiliki arti dekat menjadi jauh yang jauh menjadi dekat. Seakan orangtua tak berdaya untuk mengendalikan anaknya. 

Orangtua merasa bahwa anak pun butuh berinteraksi dengan temannya melalui teknologi. Adapula orangtua merasa anak butuh ruang pribadinya sendiri untuk menumbuhkan rasa percaya diri maupun tanggung jawab. Berbagai macam sudut pandang maupun aturan yang diberikan oleh orangtua yang bertujuan supaya buah hatinya tak tertinggal maupun tergilas zaman modern. Banyak kendala yang dialami oleh orangtua ketika orangtua merasa dirinya gaptek. 

Sebagai contoh orangtua yang menghadapi anaknya pada saat anaknya terlupa akan tugasnya yang harus dikirim lewat email. Kendalanya orangtua tersebut tidak dapat melakukannya karena gaptek. Adapula orangtua yang mengalami kendala ketika anaknya mendapatkan tugas dalam terjemahan bahasa daerah. Ketika dicari di google translate menghadapi kendala. Hal ini bukan karena orangtua yang gaptek melainkan aplikasi yang tidak menyediakannya.

Aplikasi yang sering dibuka oleh para siswa adalah aplikasi games online maupun offline. Aplikasi games tersebut memberikan suatu kepuasaan tersendiri maupun menumbuhkan rasa percaya diri bahwa anak tersebut dapat melakukan dari level yang terendah dengan berbagai nilai yang di dapat untuk maju ke level berikutnya. 

Kegiatan yang terus memotivasi serta persaingan dalam waktu untuk menambah angka perolehan sehingga memberikan kepuasan tersendiri dalam meningkatkan ke level selanjutnya dan merupakan tantangan tersendiri bagi anak tersebut, secara tidak sadar anak tersebut telah terhipnotis pada aplikasi games. 

Tidak hanya itu saja yang paling trend pada saat sekarang ini adalah aplikasi sosial media. Sering kali adanya penipuan yang terjadi di sosial media ketika kita tidak mawas diri dalam melakukan pergaulan dengan memberikan data pribadi secara mudah tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi atau terlalu percaya kepada orang yang kurang dikenal sehingga dapat merugikan diri sendiri maupun keluarga. Sehingga kita pun harus lebih bijak dalam mensikapi berbagai macam kendala dalam dunia maya.

Berbagai dampak positif maupun negative yang ada dalam teknologi komunikasi tersebut. Dampak yang sering orang tua keluhkan adalah malas, tidak mau belajar, tidak konsentrasi, cepat marah, tidak pedulian, banyak sekali yang dikeluhkan sampai orangtua pun bahkan menyerah dalam menghadapi buah hatinya itu. 

Tidak hanya orang tua yang mengalami kendala dalam menghadapi prilaku anak, bahkan guru di kelas pun mengalaminya anak tidur di kelas, tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan, malas membaca, tidak konsentrasi. Banyak cara yang telah ditempuh guru untuk menegur anak yang tidur di kelas. 

Guru merubah gaya mengajarnya dengan menggunakan video pembelajaran yang diambil dari youtube. Ada pula yang membuat slide presentasi pembelajaran yang sangat menarik. Guru pun menggunakan aplikasi dalam membuat soal seperti bermain games. Telah banyak cara guru melakukan teknik pembelajaran semenarik mungkin untuk perkembangan maupun motivasi anak didik supaya tidak tertidur di dalam kelas.

Berbagai macam cara pun dilakukan guru untuk mengubah prilaku anak yang kurang termotivasi dalam pelajaran. Ada yang menerapkan peraturan tidak mempergunakan hp pada waktu jam pelajaran, tidak diperbolehkan hp ada di dalam kelas apabila melanggar akan diberikan point atau hukuman hp akan disita dan tidak dikembalikan. 

Banyak keluhan guru ketika menerapkan berbagai macam aturan sehingga materi pun menjadi terhambat yang mengakibatkan KD (Kompetensi Dasar) tidak tercapai secara signifikan adakalanya waktu menjadi kambing hitam, hal ini disebabkan guru tidak mempergunakan teknologi untuk mempermudah pencapaian KD (Kompetensi Dasar), melainkan teknologi merupakan masalah baru bagi guru yang gaptek (gagap teknologi). Permasalahan yang sering dihadapi guru dalam pelajaran adalah materi yang tidak menarik sehingga anak lebih memilih mengabaikan gurunya lalu asik dengan dunianya yakni HP.

Ada pula guru yang selalu meng up grade dirinya untuk lebih mengetahui dampak positif dalam mempergunakan hp sebagai media pembelajaran. Guru terus melakukan pengembangan diri dalam mengetahui fitur-fitur aplikasi yang diberikan pada alat komunikasi tersebut sehingga hp sebagai suatu alat teknologi yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materinya yang disesuaikan dengan KD (Kompetensi Dasar) maupun silabus, bahkan materi pun menjadi lebih menarik. 

Pada awalnya memang mengalami kendala ketika masuk ke dalam aplikasi dengan terus mencoba serta memperbaiki diri yang akhirnya dapat dengan mahir menggunakan alat teknologi dalam menyampaikan materi yang menarik, selain itu dapat memberikan tugas kepada siswa, dengan melakukan beberapa tahap setelah itu tugas dikirim lewat email, maupun sosial media lainnya seperti blog, maupun di wa untuk menginfokan bahwa anak tersebut telah melakukan tugas yang diberikan.

Tidak hanya tugas saja melainkan untuk ujian pun kita dapat melakukan dengan mudah dan memberi dampak yang cukup ringan bagi guru dalam hal penilaian yang lebih akurat serta cepat, sehingga guru pun dapat mengatur waktunya tidak dihabiskan untuk mengoreksi tugas maupun soal ujian lagi.

Ada pula guru yang menggunakan atau memanfaatkan beberapa aplikasi pembelajaran seperti rumah belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi menambahkan wawasan maupun dapat digunakan untuk ujian serta mengembangkan kreatifitas guru dalam menulis, membuat soal serta banyak fitur lainnya yang mengembangkan keahlian guru dalam bidang lainnya. 

Quipper dapat diterapkan untuk menambah latihan serta wawasan dalam soal maupun tugas yang beragam dengan mengontrol waktu serta jumlah soal yang diberikan sehingga grafik penilaian pun dapat dengan mudah terbaca bahwa anak tersebut sudah tuntas atau belum sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar) yang diberikan. 

Ada beberapa kelemahan yang dimiliki yakni siswa dapat masuk sebagai guru pada aplikasi tersebut. Quizziz layaknya seperti permainan games yang memberikan daya saing untuk mendapatkan nilai tertinggi dengan waktu yang diberikan pada tiap soalnya sehingga siswa pun terhipnotis akan ujian, aplikasi ini pun memiliki berbagai macam fitur pilihan dan juga menggunakan bahasa Inggris dalam seluruh materi pelajaran ada beberapa yang menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam mengerjakan ujian siswa ditemani musik serta warna-warni dalam pemilihan jawabannya, soal pun diberikan secara acak beserta pilihan, sehingga apabila siswa mendapat nilai yang rendah dia akan meminta ulang kembali seakan ujian sebagai permainan saja. Google class room pun menarik terlebih dahulu kita menerapkan materi setelah itu memberikan jadwal pada saat ujian berlangsung dan datapun dapat terkirim langsung kepada email guru. 

Admodo seperti media sosial FB yang dapat berdiskusi dengan guru maupun siswa lain antar sekolah bisa mengupgrade siswa untuk eksis pada media tersebut sehingga merasa bak artis di dunia maya. Di dalam aplikasi tersebut guru dapat berkreasi maupun menuangkan segi kreatifitasnya di dalam aplikasi tersebut dalam membuat soal sehingga mempermudah guru untuk menginput maupun selesai dalam memberikan nilai dalam bidang pengetahuan yang mungkin saja telah disesuaikan dengan KD (Kompetensi Dasar). 

Berbagai macam manfaat yang guru dapatkan, diawal memang agak sulit memasukkan materi pelajaran, itu pun tergantung dengan kebiasaan yang kita lakukan. Penggunaan fitur applikasi yang telah ditambahkan dengan soal-soal serta materi. Selanjutnya kita dapat menggunakannya menjadi mudah hanya tinggal mengklik dan mencari judul sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar).

Ketika guru mempergunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan serta mengoreksi hasil tugas siswa serta ujian yang diberikan. Sehingga hp pun bukan sebagai musuh dalam selimut melainkan sebagai sahabat dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan teknologi terkini. Hiduppun akan menjadi lebih mudah serta akan lebih produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun